Pance wafat di rumahnya di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Kamis (3/6/2010) pukul 17.00 WIB. Pria kelahiran Makassar itu, sebelumnya sempat sembilan kali terkena stroke.
Penyanyi kelahiran 18 Februari 1951 itu mulai naik daun di dunia musik Indonesia pada awal 1980-an. Lagu-lagunya kala itu sering dibawakan di Aneka Ria Safari, Selekta Pop dan Kamera Ria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagu-lagu hasil karya Pance antara lain: 'Tak Ingin Sendiri' (dipopulerkan Dian Piesesha), 'Kucari Jalan Terbaik,' 'Untuk Sebuah Nama' (Meriam Bellina), 'Kau dan Si Buah Hati,' 'Mulanya Biasa Saja,' 'Mengapa ada dusta,' dan 'Jangan Pernah Kau Ragukan' (Meriam Bellina).
Kala itu selain Pance, ada juga Obbie Messakh yang sama suksesnya merilis lagu-lagu 'cengeng.' Saking suksesnya, sampai-sampai Menteri Penerangan di era itu, Harmoko, melarang peredaran lagu dengan genre tersebut.
Setelah adanya larangan tersebut, lagu cengeng perlahan mulai tergusur. Hanya saja Pance tidak terus menjadi tergerus. Ia tetap menciptakan lagu. Namun belakangan, Pance lebih banyak menciptakan lagu rohani.
Penyanyi dengan tiga anak itu kemudian mulai terserang penyakit stroke pada 2001. Ia sempat tidak percaya dirinya stroke. Saat stroke menyerang, Pance sampai tidak bisa berjalan dan kehilangan suara.
Perlahan, dengan bantuan sang istri, Yati yang setia menemani, Pance berusaha memulihkan diri. Ia belajar berjalan dan mencoba berolahraga.
Setelah sedikit pulih dari stroke, pada 2009, Pance sempat memberikan dukungan pada Yuni Shara. Kala itu album 'Jalan Terbaik' Yuni berhasil meraih platinum. Pance merupakan pencipta lagu 'Jalan Terbaik' yang jadi andalan dalam album kekasih Raffi Ahmad itu.
Sayangnya, penyakit stroke rupanya berulang kali menyerang Pance. Hinga akhirnya penyanyi yang kerap dijuluki hits maker itu wafat dalam usia 59 tahun. Jenazah Pance kini disemayamkan di rumah duka di RS Atmajaya, Pluit, Jakarta Utara.
(eny/eny)