"Aku paling inget itu, tangan mami, halus banget. Aku senang banget pegang tangan mami. Kalau aku tidur, mami selalu mengelus-ngelus rambut aku," kisahnya, saat ditemui usai pemakaman neneknya di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (25/4/2010).
Selain Naysila, orang yang sudah pasti sangat kehilangan akan kepergian Maria, adalah Lidya Kandou. Hanya saja, di balik kesedihannya yang mendalam, ia merasa lega karena sang bunda sepertinya telah siap untuk dipanggil Yang Maha Kuasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suami Lidya, Jamal Mirdad yang ikut mendampingi sang istri, juga ikut berbagi kenangan atas kepergian mertuanya tersebut. Jamal ingat, ia pernah diajarin menyetrika oleh Maria.
"Saya tidak pernah menyetrika seumur hidup. Begitu saya ikut perlombaan setrika, saya dipanggil mami, diajari. Saya pun jadi yang terapih sampai saat ini," kenangnya.
(eny/eny)