Bookhive sukses menularkan kesenangan membaca kepada masyarakat umum. Berdiri sejak 2021, Bookhive didaulat sebagai 'perpustakaan berjalan' yang tersebar ke 18 titik di Ibu Kota dan segera menambah lemari bukunya ke berbagai tempat yang ada.
"Tahun 2024 semoga menambah lagi, minimal 10 spot. Jadi selain di awal berdiri memakai memakai dana sendiri tapi makin ke sini, adanya kesadaran dari penerbit yang mulai membantu, dari masyarakat juga membantu untuk donasi ke Bookhive," ungkap Managing Director Bookhive, Yuli Andyono ketika diwawancarai detikcom usai pembukaan Semesta Buku di kawasan Palmerah Barat, Jakarta Barat, pada Rabu (6/12/2023) kemarin.
Saat ini, khusus di Jakarta saja Bookhive tersebar ke dalam 18 titik atau spot ruang publik. Sebanyak 15 berada di taman-taman Jakarta mulai dari Taman Literasi Martha Tiahahu, Taman Menteng, Taman Suropati, Taman Spathodea, Taman Kelapa Gading sampai kawasan Fatahillah, Kota Tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bookhive Jakarta juga menyebarkan 'lemari buku'-nya ke 4 lokasi titik MRT di antaranya Lebak Bulus, Dukuh Atas hingga Bunderan Hotel Indonesia (HI).
"Sejak awal Bookhive berdiri, memang buku-buku itu kita gratiskan untuk dibaca, tidak perlu registrasi, tidak berniat untuk memperjualbelikannya juga. Buku itu milik publik, ada cap Bookhive juga, bisa beredar tanpa diperjualbelikan. Istilahnya meminjam untuk dibaca lalu ditaruh lagi ke dalam lemari," tegas Yuli.
Setiap satu lemari buku ada sekitar 100 buku di dalamnya termasuk bergenre novel, biografi, otobiografi, komik, self-development, psikologi, dan lain-lain. Namun, ia menegaskan tidak boleh mengirimkan donasi buku-buku katalog, ensiklopedia maupun pelajaran.
Sepanjang berdiri, Bookhive pun pernah mendapat berbagai berbagai tantangan khususnya ketika buku yang dipajang secara bebas itu justru diambil oleh publik.
"Ada kejadian-kejadian seperti itu, setelah kami hitung ternyata tinggal sedikit sekali. Kami biasanya langsung minta tolong kepada followers di Instagram, kami bilang 'Help us', akhirnya dikirimkan banyak donasi, dan hasilnya surplus juga," tegasnya lagi.
Sejalannya Bookhive berdiri, lanjut Yuli, pihaknya tidak hanya mengkonsepkan lemari buku di ruang publik. Mereka pun mulai mengaktivasi dan membuat berbagai kegiatan literasi. Animo-nya pun langsung diminati dan diapresiasi pembaca buku.
"Animo-nya banyak banget, Gen Z dan milenial senang sekali datang ke acara-acara Bookhive. Ada aktivitas di beberapa spot Bookhive yang masih berjalan sampai sekarang, hal itu menggembirakan kami, jadi seakan-akan menemukan keluarga Bookhive," tukasnya.
Perpustakaan jalanan Bookhive ini diresmikan bertepatan dengan Hari Buku Sedunia pada 23 April 2021. Lokasi Jakarta Book Hive yaitu di Taman Lembang, Jakarta Pusat.
(tia/ass)