Kisah Hidup Pelukis Abstrak Nunung WS dan Karyanya Dibukukan

Kisah Hidup Pelukis Abstrak Nunung WS dan Karyanya Dibukukan

Tia Agnes Astuti - detikHot
Senin, 20 Nov 2023 17:05 WIB
Peluncuran buku Nunung WS
Peluncuran buku Nunung WS digelar di panggung Art Jakarta 2023 pada Minggu (19/11/2023) di JIExpo Kemayoran. Foto: Istimewa
Jakarta -

Kisah hidup dan perjalanan artistik Nunung WS kini dibukukan oleh D'Gallerie dan Adhvan Media. Buku berjudul Jiwa, Cita, dan Nuansa: Lima Dekade Nunung WS berkarya itu dirilis di panggung Art Jakarta pada Minggu (19/11/2023).

Ide mengenai buku yang bermula dari pameran tunggal pelukis abstrak perempuan yang digelar di Galeri Nasional Indonesia pada Juni 2023, mendapatkan sambutan yang hangat dari pencinta seni.

Pemilik D'Gallerie, Esti Nurjadin menuturkan buku ini terbilang lama proses penulisannya sehingga baru bisa diluncurkan dalam event art fair bergengsi di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ide penulisan buku ini, muncul berbarengan dengan persiapan pameran tunggal Nunung WS di Galeri Nasional tersebut. Tapi persiapan dan proses penulisan yang memakan waktu lebih panjang," katanya dalam keterangan yang diterima.

"Saya berharap buku Jiwa, Cita dan Nuansa: Lima Dekade Nunung WS Berkarya ini bisa memperkaya khazanah literatur seni rupa Indonesia yang jumlahnya masih terbilang terbatas," sambung Esti Nurjadin.

ADVERTISEMENT

Perwakilan penerbit Adhvan Media, Winda Malika Siregar mengatakan buku lima dekade berkarya Nunung WS, diharapkan menambah referensi bagi dunia seni rupa Indonesia.

"Dunia seni rupa Indonesia yang demikian besar potensinya ini, memang belum diimbangi dengan ketersediaan referensi yang mumpuni. Meski upaya pencatatan dan pengarsipan terus dilakukan, jumlahnya masih belum signifikan dengan besarnya aset seni rupa Indonesia," ungkap Winda Malika Siregar dari Adhvan Media.

Nama Nunung WS didaulat sebagai satu-satunya pelukis abstrak perempuan yang masih hidup dan berkarya sampai sekarang. Perempuan yang pernah mengenyam pendidikan di Akademi Seni Rupa Surabaya (Aksera) kini menjadi satu-satunya pelukis abstrak perempuan yang masih eksis dan berkarya. Namanya kini melejit lagi usai membuka pameran retrospektif The Spirit Within di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia.

Kurator pameran tunggal sekaligus penulis buku, Chabib Duta Hapsoro menuturkan sejak dekade 1970 sampai 1980-an, Nunung WS aktif berpameran di Taman Ismail Marzuki (TIM). Sebagai pusat kesenian Ibu Kota, TIM menjadi poros kebudayaan.

"Selepas reformasi, gaung TIM makin pudar dan gelombang seni rupa kontemporer banyak membuka peluang seniman muda untuk berkarya. Infrastruktur dan galeri seni juga semakin banyak dan kompleks. Katakanlah, makin banyak pesaing," ungkap Chabib saat diwawancarai detikcom di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.

Di masa itu, karya-karya Nunung WS yang sarat dengan gaya aliran abstrak mulai ditinggalkan pencinta seni.

"Penggemar semakin sedikit tapi tetap berpameran, yang mungkin saja tidak dianggap sebagai pameran yang penting," katanya lagi.

Menurut keterangan Chabib, Nunung WS tetap berkarya di studio pribadinya tanpa memperdulikan gelombang seni kontemporer yang mulai tren dan berbagai hal lainnya. Nunung WS mulai menggelar pameran bersama angkatan Aksera di Surabaya dan Taman Ismail Marzuki. Dia berkenalan dengan Nashar dan mulai memutuskan belajar melukis pada 1971. Pertengahan 1970-an sampai 1980-an, ia sering ke Bali bersama Nashar.

Pada 1985, ia mendirikan Nuansa Indonesia, kelompok perempuan perupa bersama seniman Farida Srihadi dan Titis Jabarudin. Di awal 1990-an, ia melakukan perjalanan seni ke AS bersama seniman perempuan lainnya atas dukungan Ford Foundation.




(tia/ass)

Hide Ads