350 Penulis di Dunia Tandatangani Petisi Kecam Frankfurt Book Fair

350 Penulis di Dunia Tandatangani Petisi Kecam Frankfurt Book Fair

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 17 Okt 2023 16:01 WIB
Suasana Frankfurt Book Fair
Foto: Istimewa
Jakarta -

Pernyataan sikap Direktur Frankfuter Buchemesse, Juergen Boos sebagai penyelenggara Frankfurt Book Fair akhir pekan lalu yang mendukung Yahudi dan pro-Israel membuat partisipasi negara lainnya menarik diri. Lebih dari 350 penulis di seluruh dunia menandatangani surat terbuka yang mengkritik penyelenggaraan pameran buku Frankfurt.

Dalam surat terbuka tersebut, seperti dilansir berbagai sumber, seharusnya Frankfurt Book Fair memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ruang bagi para penulis Palestina. Sama halnya ketika mereka memutuskan untuk memberikan ruang dan panggung bagi Israel.

"Frankfurt Book Fair juga seharusnya menciptakan ruang bagi para penulis Palestina untuk berbagi pemikiran, perasaan, refleksi mereka terhadap sastra melalui masa-masa yang mengerikan dan kejam ini. Tidak mematikannya," tulis surat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penandatangan surat yang mengecam Frankfurt Book Fair ditandatangani oleh novelis Irlandia Colm Toibin, pemenang Pulitzer Prize asal Libya Hisham Matar, novelis asal Inggris-Pakistan Kamila Shamsie hingga sejarawan Inggris William Dalrymple.

Novel Adania Shibli yang berjudul Minor Detail diterbitkan dalam bahasa Inggris pada 2020 yang dipuji oleh asosiasi LitProm sebagai 'karya seni yang disusun dengan cermat dan menceritakan tentang kekuatan perbatasan dan dampak konflik kekerasan terhadap manusia'.

ADVERTISEMENT

Minor Detail juga masuk ke dalam nominasi National Book Award dan International Book Awards AS. Cerita yang menyandingkan kisah nyata pelecehan seksual dan pembunuhan seorang gadis Badui di tangan tentara Israel pada 1949 menuai pro dan kontra di Jerman.

Awal tahun ini, salah satu tim dewan juri Ulrich Noller meninggalkan asosiasi LiBeraturpreis sebagai protes atas keputusan juri-juri lainnya.

Novelis dan penulis esai kelahiran Palestina, Adania Shibli, yang membagi waktunya tinggal di antara Berlin dan Yerusalem, seharusnya pada 20 Oktober akan dianugerahi LiBeraturpreis 2023. Sebuah penghargaan tahunan yang diberikan kepada penulis perempuan dari Afrika, Asia, Amerika Latin, atau dunia Arab.

Pembungkaman terhadap karya penulis Palestina hingga pembatalan penghargaan membuat marah penulis hingga asosiasi penerbit lainnya di seluruh dunia. Mulai dari Okky Madasari hingga Laksmi Pamuntjak yang pada 2015 menerima penghargaan LiBeraturpreis 2015 ketika Indonesia menjadi tamu kehormatan di FBF.




(tia/dar)

Hide Ads