Jelang pembukaan Frankfurt Book Fair 2023 pada 18 Oktober, berbagai penulis dunia hingga asosiasi penerbit lainnya mengecam tindakan pameran buku perdagangan tertua tersebut. Pernyataan sikap yang pro-Israel dinilai mengacuhkan tindakan penindasan kepada Palestina selama lebih dari 70 tahun.
Setelah Ikatan Penerbit Indonesia bersama Pusat Perbukuan Kemendikbudristek membatalkan keikutsertaannya dalam FPF, penerbit lainnya juga mengambil sikap yang sama.
Penerbit Mizan menegaskan batal ikut dalam FBF tahun ini. "Keputusan Mizan untuk tidak berpartisipasi dalam Frankfurt Book Fair 2023 telah diambil sejak kemarin, dan Alhamdulillah kami bersyukur bahwa ini sejalan dengan keputusan yang diambil oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang juga membatalkan keikutsertaannya," tulis penerbit Mizan di laman Instagram pribadinya, seperti dilihat detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam surat terbuka yang dipublikasikan, Direktur Utama Mizan Group Haidar Bagir menegaskan Frankfurt Book Fair yang menjadi kiblat perbukuan terbesar di dunia melupakan penindasan terhadap bangsa Palestina.
"Sungguh disayangkan dalam situasi memprihatinkan seperti ini, kiblat perbukuan terbesar di dunia Frankfurt Book Fair (FBF) beberapa hari lalu secara resmi menyatakan keberpihakan kepada Israel, membatalkan sepihak partisipasi Adania Shibli, penulis asal Palestina, untuk memberikan ruang lebih banyak kepada sejumlah penulis Israel," ucap Haidar Bagir.
Aktivis perbukuan dunia, lanjut dia, heran dengan sikap Frankfuter Buchemesse karena penyelenggara dan tim di balik Frankfurt Book Fair seakan luput membaca literasi tentang Palestina.
"Seakan mereka luput membaca sekian banyak literasi yang berserak tentang Palestina, persis dari jantung peradaban buku. Qatar, Uni Emirat Arab, Asosiasi Penerbit Arab dunia di Mesir, telah menarik diri dari FBF. Semoga keadilan dan perdamaian kembali ke tanah Palestina," katanya.
Jauh sebelum mereka memutuskan untuk membatalkan ikut dalam FBF 2023, penerbit Haru sudah bersikap.
"Merespons pengumuman Frankfurt Book Fair 2023, Penerbit Haru menyatakan membatalkan keikutsertaan naskah kami pada Frankfurt Book Fair 2023. Penerbit Haru menyakini bahwa buku adalah pemantik diskusi dan festival adalah ruang dialog yang setara sebagai upaya untuk memahami satu sma lain. Pernyataan dan sikap Frankfurt Book Fair 2023, tidak sesuai dengan keyakinan kami tersebut," tulisnya pada Minggu (15/10).
Dalam sejarah Palestina dan Indonesia, Palestina adalah pendukung paling awal kedaulatan Republik Indonesia dan berperan penting dalam diplomasi di Timur Tengah bagi pengakuan kemerdekaan Indonesia pasca-Proklamasi. Sebaliknya, Indonesia juga termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah dideklarasikannya Negara Palestina di Aljazair pada 15 November 1988.
(tia/pus)