Kisruh pernyataan sikap Frankfuter Buchemesse sebagai penyelenggara Frankfurt Book Fair yang menyatakan membela Israel dalam perang antara Hamas dan Israel membuat sejumlah penerbit hingga partisipan negara mengundurkan diri. Bagaimana dengan posisi Indonesia?
Kemendikbudristek melalui Pusat Perbukuan Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Supriyatno, yang awal pekan ini bersama Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) menggelar jumpa pers, kini menyatakan tidak akan membuka Paviliun Indonesia di FBF 2023.
"Dengan situasi geopolitik saat ini, tidak akan menghadiri atau membuka Stan Indonesia di FBF, tidak akan berada di sana dalam kapasitas sebagai pemerintah yang ikut serta dalam ajang FBF," ungkapnya ketika diwawancarai detikcom pada Minggu (15/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal pekan ini, Pusat Perbukuan Indonesia bersama IKAPI menggelar jumpa pers dan mengumumkan mengenai partisipasi Indonesia di FBF 2023. Mereka mengaku memboyong buku-buku bermutu yang bakal diperkenalkan ke kancah global.
Supriyatno menengaskan pihaknya hanya akan memfasilitasi penerbit-penerbit untuk menampilkan karya terbaiknya di kancah internasional. "Kami masih menunggu bagaimana perkembangan yang akan terjadi dan ini bukan statement final ya, saya kira begitu," ungkapnya.
Menurut keterangannya, pihaknya bersama Kemendikbudristek mengundang dan memfasilitasi sejumlah penerbit Tanah Air untuk berpartisipasi di FBF 2023. Mereka adalah penerbit Buku Mojok, Borobudur Literary Agency, penerbit Kanisius, Bestari, Gramedia, Republika, dan Mizan.
Dia menyatakan totalnya ada sekitar 15 orang bersama dengan perwakilan Pusat Pebukuan yang rencananya bakal berangkat besok malam.
Ketua IKAPI, Arys Hilman menegaskan setelah pernyataan dari Frankfurt Book Fair yang pro-Israel, IKAPI sebagai organisasi yang juga diundang untuk berpartisipasi mengatakan pihaknya membatalkan keikutsertaan dalam FBF tahun ini.
"Kami semula diundang untuk pembukaan tentu tidak akan hadir, ada sejumlah acara misalnya talkshow tentang perbukuan Indonesia akhirnya juga ditiadakan," tegasnya kepada detikcom.
Dia mengakui di sana sudah berdiri Stan yang seharusnya bernama Indonesia kini ditiadakan. Tidak akan ada atribut negara maupun bendera Indonesia sama sekali.
"Tidak akan ada pemasangan atribut Indonesia/ IKAPI kepada stan yang sudah terlanjur dibangun," ucapnya.
Keikutsertaan Indonesia dalam berbagai kegiatan pemajuan kebudayaan tertuang dalam Undang-Undang Sistem Perbukuan Nomor 3 Tahun 2017 yang berbunyi, tanggung jawab pemerintah untuk mempromosikan budaya Indonesia ke dunia melalui buku. Atas alasan itulah, Kemendikbud mengajak para penerbit untuk hadir.
"Jika pun nanti tetap ada beberapa penerbit yang tetap berangkat ke sana, tidak akan ikut ke dalam kegiatan. Hanya janji temu dengan mitra dan literary agency lainnya. Saya sendiri membatalkan, IKAPI secara organisasi tidak akan ikut dalam FBF," tukasnya.
(tia/wes)