Akademi Swedia mengumumkan Jon Fosse asal Norwegia sebagai penerima Hadiah Nobel Sastra 2023. Di negara Asia khususnya Indonesia, namanya belum seterkenal novelis-novelis lainnya namun di balik itu semua, Jon Fosse telah malang melintang kariernya di Eropa.
Siapa sih Jon Fosse dan bagaimana kiprahnya dalam dunia sastra Eropa? Berikut 5 fakta soal Jon Fosse seperti dirangkum redaksi detikHOT:
1. Mempopulerkan Bahasa Nynorsk
Jon Fosse dikenal dengan gaya naratif minimalisme dalam setiap karya-karyanya. Dia menyajikan situasi sehari-hari yang berasal dari kehidupan kita. Dalam setiap karya yang ditulis, Jon Fosse menulis dalam bahasa Nynorsk atau bahasa penutur kedua yang ada di Norwegia. Sayangnya, hanya 10-15 persen masyarakat Norwegia yang masih berbicara sampai menulis dalam bahasa Nynorsk.
Novel perdananya Raudt, Svart (Merah, Hitam) diterbitkan pada 1983 ditulis dalam bahasa Nynorsk. Hanya sedikit sastrawan Norwegia yang masih mempopulerkan bahasa Nynorsk.
2. 100 Orang Jenius
The Daily Telegraph memasukkan nama Jon Fosse sebagai salah satu dari 100 orang jenius teratas yang masih atas. Dia berada di posisi peringkat ke-83.
3. Penghargaan
Sejak 2011, Jon Fosse dianugerahi Grotten sebuah kediaman kehormatan yang dimiliki oleh negara Norwegia dan terletak di lokasi dalam Istana Kerajaan di pusat kota Oslo. Grooten merupakan tempat tinggal permanen yang menjadi kehormatan dan diberikan oleh Raja Norwegia atas kontribusi terhadap seni dan budaya.
Jon Fosse juga dianugerahi Penghargaan Sastra Dewan Nordik 2015 untuk novel trologinya Andvake (Wakefulness), Olavs Draumar (Olav's Dreams), dan Kveldsvævd (Weariness).
4. Konsultan Bible
Jon Fosse adalah salah satu konsultan sastra untuk Bibel 2011, terjemahan Alkitab bahasa Norwegia yang diterbitkan pada 2011.
5. Terjemahan 50 Bahasa
Jon Fosse telah menulis novel, cerita pendek, puisi, buku anak, esai, dan juga drama. Karya-karyanya sukses diterjemahkan ke dalam 50 bahasa. Banyak karya Jon Fosse telah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia oleh Mohammad Hamed dan karyanya telah dipentaskan di aula utama Iran/Teheran.
Pada April 2022, novelnya A New Name: Septology VI-VII, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Damion Searls, dan terpilih untuk International Booker Prize. Buku tersebut dinobatkan sebagai finalis Penghargaan Lingkaran Kritikus Buku Nasional bidang Fiksi atau National Book Critics Circle Award in Fiction 2023.
Simak Video "Video: Han Kang Tampil Pertama Kali Sejak Dapat Nobel Sastra "
(tia/pus)