Selamat! Buku Filosofi Teras Laku Terjual 300 Ribu Eksemplar

Selamat! Buku Filosofi Teras Laku Terjual 300 Ribu Eksemplar

Tia Agnes Astuti - detikHot
Kamis, 21 Sep 2023 16:30 WIB
Buku Filosofi Teras Karya Henry Manampiring
Foto: Courtesy of Penerbit Buku Kompas
Jakarta -

Sejak pertama kali terbit pada 2018, Filosofi Teras sukses menjadi buku bergenre pengembangan diri nomor satu di Indonesia. Pada Agustus 2023, buku yang diterbitkan oleh penerbit Buku Kompas memasuki cetakan ke-50 dan laku terjual sebanyak lebih dari 300 ribu eksemplar. Selamat!

Merayakan cetak ulang yang ke-50, Pesta Filo50fi Teras bertajuk Stoa untuk Indonesia yang Lebih Rasional digelar akhir pekan lalu. Buku karya Henry Manampiring merupakan buku yang mengemas mazhab filsafat Stoisisme dengan cara populer.

Stoisisme adalah aliran filsafat Yunani-Romawi kuno berusia lebih dari 2.000 tahun yang mengajarkan untuk hidup dengan emosi yang terkendali, berkesadaran tentang hal-hal yang ada di dalam dan di luar kontrol kita, serta hidup dengan kebajikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Henry Manampiring mengatakan belajar mengenai proses menulis Filosofi Teras, dia belajar tentang Stoisisme di Salihara.

"Waktu awal saya berdiskusi dengan Penerbit Buku Kompas tentang lokasi bincang buku ini, kami memilih Salihara. Dan kebetulan nama ruangannya juga Serambi Salihara. Membahas Filosofi Teras di teras, pas banget," kata Henry Manampiring dalam keterangannya.

ADVERTISEMENT

Filosofi Teras dipuji sebagai buku filsafat yang ringan dan ditujukkan bagi generasi muda. Buku ini juga menarik karena mengemas paham filsafat yang umumnya dianggap berat dalam bahasa tutur sehari-hari yang ringan dan populer.

Henry Menampiring mengatakan topik di dalam buku Filosofi Teras relevan dengan anak muda khususnya tentang kesehatan mental.

"Saya pernah mengalami depresi, lalu saya belajar stoisisme. Bagi saya, stoisisme sangat membantu melewati masa krisis tersebut. Lalu saya berpikir, kalau saya bisa terbantu, mungkin orang lain juga. Oleh karena itu saya terpikir untuk menuliskannya," kata Henry.

"Apalagi, saya belum melihat ada buku Indonesia yang membahas Stoisisme. Saya juga berusaha mengemasnya supaya mudah dimengerti," sambungnya.

Edisi cetakan ke-50 tampil beda dengan edisi-edisi sebelumnya. Selain berganti desain sampul, edisi ini juga memuat bab tambahan "Stoisisme dan Tahun Politik" yang relevan dengan momentum politik saat ini. Edisi ini juga dicetak hard cover, yang hanya akan ada pada cetakan terbatas ini. Pada cetakan berikutnya, buku ini akan kembali tampil dengan soft cover.




(tia/wes)

Hide Ads