Nama Henry Manampiring dikenal sebagai penulis Filosofi Teras. Dia sukses menghadirkan narasi filsafat ke dalam bahasa ringan, sederhana, dan mudah dicerna oleh pembaca.
Kesuksesan Filosofi Teras pun membuat namanya kian dibicarakan di industri buku Tanah Air. Tahun lalu, Henry Manampiring akhirnya menerbitkan novel fiksi perdananya yang berjudul Hitam 2045.
Buku yang diterbitkan oleh Bukune itu rilis bertepatan dengan 10 tahun dirinya berkarya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sebenarnya menyukai fiksi thriller, spionase, tegang seperti novel-novel Dan Brown. Saya selalu bermimpi mau menulis seperti itu dan saya mencoba untuk memberanikan diri," ungkapnya ketika diwawancarai detikcom di reopening Gramedia Pondok Indah Mall (PIM 1), Jakarta.
Penulis The Alpha Girl's Guide itu juga menceritakan novel Hitam 2045 genrenya terbilang unik dan berbeda.
"Hitam 2045 genrenya lumayan unik. Distopia, nggak banyak sci-fi atau distopia. Distopia kan masa depan suram, saya membayangkan bagaimana Indonesia di tahun 2045, seharusnya emas tapi jadi hitam," terang Henry.
"Skenario buruk, dikuasai rezim diktator, arus informasi utama jatuh ke dalam tirani," sambungnya lagi.
Meski agak pesimis dengan buku bergenre tersebut, sembari berkelakar Henry mengatakan novelnya tak seperti horor yang laku di pasaran.
"Dibandingkan cerita horor," ungkapnya sembari tertawa.
Meski begitu, ia optimis ketika situs Goodreads memberikan rating di angka 4 dan 5. "Ratingnya alhamdulillah bagus, bintang 4 dan 5. Saya lumayan termotivasi dari situ," tukasnya.
Lahir pada 30 Mei 1983, Henry Manampiring mulai menulis SEJAK 10 tahun yang lalu. Ketika buku pertamanya rilis, ia mendapatkan cibiran dari para pembaca buku. Tapi tak disangka The Alpha Girls Guide terjual lebih dari 100 ribu eksemplar, berlanjut dengan Filosofi Teras yang masuk kategori mega bestseller.
(tia/tia)