Wah! Alkitab Tertua di Dunia Laku Rp 567 Miliar di New York

Wah! Alkitab Tertua di Dunia Laku Rp 567 Miliar di New York

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 19 Mei 2023 19:43 WIB
NEW YORK, NEW YORK - MAY 08: People view The Codex Sassoon while on display during a press preview at Sothebys on May 08, 2023 in New York City. The codex is the oldest surviving Hebrew Bible or Tanakh as its used today in contrast to the dead sea scrolls which are older but the books are in separate scrolls. The Book is approximately 1000 years old and is estimated to be auctioned at 30-50 Million dollars and that would make it the most valuable historical document to appear in auction. (Photo by Alexi Rosenfeld/Getty Images)
Foto: Getty Images/Alexi Rosenfeld
Jakarta -

Alkitab Ibrani yang berusia 1.100 tahun dan didaulat sebagai salah satu manuskrip tertua di dunia laku terjual senilai Rp 567 miliar. Balai Lelang Sotheby's New York mengumumkannya pekan ini.

Manuskrip Alkitab Ibrani yang disebut sebagai Codex Sassoon merupakan perkamen tulisan tangan yang bersampul kulit. Naskahnya dibeli oleh mantan Duta Besar AS untuk Rumania, Alfred H Moses dan disumbangkan ke Museum Orang Yahudi ANU di Tel Aviv.

Spesialis Balai Lelang Sotheby's, Sharon Liberman Mintz menuturkan harga yang berhasil memecahkan rekor melebihi prediksi rumah lelang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Manuskrip Alkitab ini mencerminkan kekuatan, pengaruh, dan signifikansi mendalam dari Alkitab Ibrani, yang merupakan pilar kemanusiaan yang sangat diperlukan," katanya dilansir dari AP, Jumat (19/5/2023).

Harga ratusan miliar itu menjadi salah satu harga tertinggi yang berhasil dijual oleh balai lelang Sotheby's. Pada 2021, salinan konstitusi AS yang langka berhasil terjual U$ 43 juta, Codex Leicester milik Leonardo da Vinci terjual dengan angka U$ 31 juta pada 1994.

ADVERTISEMENT

"Codex Sasson segera kembali bisa dilihat besar-besaran sebelum dipajang permanen ke Israel, bisa dilihat masyarakat umum," katanya.

Codex Sassoon diyakini telah dibuat antara tahun 880 dan 960. Namanya mulai dikenal pada 1929 ketika dibeli oleh David Solomon Sassoon, putra seorang tokoh bisnis Yahudi Irak yang mengisi rumahnya di London dengan koleksi manuskrip Yahudi.

Perkebunan Sassoon hancur setelah dia meninggal lalu dijual oleh Sotheby's di Zurich pada 1978 ke British Rail Pension Fund.




(tia/dar)

Hide Ads