Bila Pria Italia Berkisah tentang Harapan, Derita, dan Cinta Perempuan Asia

Review

Bila Pria Italia Berkisah tentang Harapan, Derita, dan Cinta Perempuan Asia

Iin Yumiyanti - detikHot
Kamis, 11 Mei 2023 11:43 WIB
Stefano Romano
Penulis kumpulan cerpen Damba, Lara, dan Cinta, Stefano Romano. Foto: Instagram @kangstefanoromano
Jakarta - Sedang mencari buku tentang perempuan? Kumpulan cerpen Damba, Lara dan Cinta karya Stefano Romano bolehlah dipertimbangkan. Buku ini berisi enam kisah perempuan Asia, dari India hingga Indonesia, dalam menjalani kehidupan yang sulit dan bagaimana tetap kuat agar tidak hancur oleh penderitaan.

Damba, Lara dan Cinta adalah buku terjemahan dari Racconti Asiatici, Sei Storie di Donne, yang menggunakan bahasa Italia yang dirilis pada 2022. Ini merupakan buku fiksi pertama dari Stefano, fotografer Italia yang sebelumnya dikenal di Indonesia lewat buku fotografi Kampungku Indonesia. Di Italia, buku ini disukai karena rima bahasanya yang indah seperti syair lagu.

Lewat Damba, Lara, dan Cinta ini, Stefano mengungkapkan betapa perempuan Asia, dengan caranya sendiri adalah perempuan-perempuan yang tangguh. Mereka tidak banyak mengeluh, tidak menggugat nasib buruk yang menimpanya, menjalani penderitaannya dalam diam hingga akhirnya menemukan kedamaian.

Meski fiksi, beberapa kisah dalam buku ini didasarkan pada kisah nyata. Salah satunya adalah kisah dalam cerpen pertama yang membuka buku ini Sepotong Cerita dari Yangon. Cerpen ini merupakan cerita tentang Daisy Kyawwin atau Khin Cho Win, yang merupakan sahabat Stefano yang telah meninggal.

"Sepotong Cerita dari Yangoon berkisah bagaimana Daisy bertahan hidup dalam hari-hari yang berbahaya ketika Myanmar jatuh ke tangan militer. Ketika kondisi Myanmar kacau balau, Daisy tetap berusaha menjalani rutinitas biasa sehari-hari; berjualan pakaian biksu di toko miliknya. Mendengarkan lagu-lagu cinta lewat radio tua milik ayahnya. Tak ketinggalan mengamati seorang lelaki tampan yang tidak dikenalnya yang selalu lewat depan tokonya.

Jalan di depan toko Daisy itu selalu ramai, penuh lalu Lalang termasuk para demonstran. Suatu ketika pecah bentrokan antara demonstran dan tentara, dan secara tak terduga, Daisy menyelamatkan pria tampan itu. Momen itu dilukiskan dengan manis tapi kontras oleh Stafano dengan tulisan: "Bagi Daisy, saat itu seakan-akan seluruh tentara menembakkan semua peluru ke langit. Pipi putihnya merona merah. "

Perempuan yang luar biasa kuat terlukiskan dalam kisah berikutnya dari India yang berjudul Luka Soma. Soma adalah seorang gadis yang diperkosa sepupunya sendiri karena menolak perjodohan keluarga. Tidak hanya memperkosa, sang sepupu juga membuat cacat wajah Soma agar tidak ada lagi pria yang mau menikahinya. Bagaimana Soma menjalani hari-harinya yang kelam setelah peristiwa tragis itu dan bagaimana ia kemudian bangkit dan menemukan cinta lagi, dikisahkan Stefano dengan lembut.

Dari Indonesia, Stefano menyelipkan Puisi untuk Dilla. Kisah ini ditulis Stefano untuk mengenang banjir yang terjadi di Garut pada 20 September 2016 dan menewaskan 16 orang. Sehari sebelumnya, Stefano memotret foto model di lokasi banjir tersebut.

Dikisahkan, Dilla adalah foto model papan atas Indonesia yang kesepian. Ia selalu menjaga profesionalitas secara dingin dan menuai banyak pujian untuk sikapnya ini. Namun yang sebenarnya profesionalitas itu adalah topeng Dilla untuk menutupi deritanya. Orang tuanya tewas dalam banjir Garut. Saat banjir itu terjadi dan mendapat kabar orang tuanya menjadi korban, Dilla sedang di Singapura, dan lantas terbang ke Jepang untuk peragaan busana.

Dilla tidak menghadiri pemakanan orang tuanya dan tidak pernah mengunjungi makamnya. Ia merasa hatinya pecah berkeping-keping, tetapi dia tidak tahu ke mana perginya pecahan-pecahan itu. Hingga kemudian sang model berziarah ke makam orangtuanya.

Lewat kumpulan cerpen ini, Stefano juga mengenalkan budaya Asia dengan menyitir lagu, puisi, dan tradisi. Dalam Sepotong Cerita dari Yangoon, Stefano mengenalkan lagu Myanmar berjudul Maung (artinya sayang,-red) dan tradisi di Myanmar saat melamar perempuan yang ingin dinikahinya, pria biasanya meletakkan tangannya di atas tangan si perempuan.

Dalam Luka Soma, ia memperkenalkan poyal yaitu gelang kaki yang dipakai wanita India. Ia juga membagikan puisi-puisi India antara lain puisi karya penyair Magha. Dalam Puisi untuk Dilla, Stefano memperkenalkan buku puisi Wiji Thukul Nyanyian Akar Rumput dan lagu Sunda Kalangkang (artinya bayangan-red) yang dinyanyikan Nining Meida.

Stefano Romano lahir di Roma pada 1974. Menyelesaikan studi pada jurusan Psikologi dan Estetika, Fakultas Sastra dan Filsafat, Universitas La Sapienza, Roma, pada 2001. Ia bekerja sebagai fotografer sejak 2009, dengan fokus memotret komunitas migran berbagai etnis di Roma, khususnya Banglades, Maroko, Filipina, Thailand, dan Indonesia. Ia juga bekerja sebagai juru foto resmi Kedutaan Besar Indonesia dan Malaysia di Roma.

Buku karya Stefano, selain Damba, Lara dan Cinta yaitu Kampungku Indonesia (2016), Sweet Light: Meraih Cahaya Melalui Fotografi (2019), My Malaysian Tales (2020), dan My Bangladesh Tales (2021).


(iy/tia)

Hide Ads