Stefano Romano Jepret Rumah Reyot di Plumpang yang Jadi Momen Berharga

Jakarta - Fotografer Stefano Romano tak pernah melupakan setiap orang yang berhasil dipotretnya. Khususnya orang-orang kampung yang mau dan rela membukakan pintu serta menyilakan pria asal Roma itu untuk memotret secara sukarela.

Salah satunya adalah Ibu Songa dan putrinya yang tinggal di Jalan Perjuangan V Rt 5, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Plumpang, Jakarta Utara. Pada September 2016 lalu, Stefano pernah mengupload sebuah foto rumah reyot ke akun Facebook pribadi serta penggalangan dana lewat kitabisa.com.

Baca juga: Stefano Romano Berbagi Cerita tentang Buku Fotografi 'Kampungku Indonesia'

"Saya ingat sekali dengan rumah reyot dan miring Ibu Songa. Saat itu saya memotret Beliau bersama putrinya Diana, lalu terpikir untuk galang dana. Detik.com juga membantu memberitakannya sehingga langsung banyak yang berdonasi," ujar Stefano saat diskusi soal bukunya di Millenia Book Store, Jalan Cirendeu Raya Nomor 20, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Kamis (4/1/2018).

Tak disangla foto dan cerita mengenai Ibu Songa tersebut menjadi viral. Banyak awal media dan donatur yang berbondong-bondong datang.

Stefano Romano Jepret Rumah Reyot di Plumpang yang Jadi Momen Berharga Foto: Tia Agnes

"Banyak yang mewawancarai saya gara-gara Stefano Romano. Pas ditanya kenal nggak sama fotografer terkenal ini? Saya bilang nggak, saya kenalnya juga pas acara sekolah anak saya," terang Ibu Songa yang turut hadir saat sesi diskusi.

Saat itu, lanjut Ibu Songa, dia hanya berpikir Stefano seperti kebanyakan bule lainnya yang datang ke kampung, memotret, lalu pergi lagi. Ketika Stefano meminta izin untuk memotretnya, Ibu Songa menyilakan tanpa sungkan.

Baca juga: Ini Sejumlah Tawaran pada Indonesia di Bologna Children's Book Fair

"Tahu-tahunya alhamdulillah, rumah saya direnovasi. Saya tidak minta bagus, alhamdulillah banget," ucapnya terharu.

Di sela-sela sesi diskusi, Stefano juga memberikan bingkisan hasil jepretannya kepada Ibu Songa. "Kalau kita pergi ke suatu tempat, saya tidak akan pergi begitu saja. Sama seperti Plumpang, kampung yang membekas di ingatan saya," pungkas Stefano menutup diskusi. (tia/mah)