Sosok Buya Hamka dikenal sebagai ulama serba bisa yang sukses melahirkan banyak karya. Salah satunya mengenai pemikiran tasawuf modern yang disebut gabungan antara tasawuf salafiyah dan rasionalitas.
Buku berjudul Tasawuf Modern yang ditulis oleh cendekiawan muslim asal Minangkabau itu rilis perdana pada 1939. Buku itu juga dianggap mampu memadukan antata logika dan rasa yang dibingkai modernitas.
Karya itu kembali diperbincangkan oleh Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional yang juga merupakan cendekiawan muslim Muhammadiyah, Ahmad Najib Burhani, dalam serial 'Inspirasi Sahur 2023' yang ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan.
"Buya Hamka menerangkan dalam bukunya yang dimaksud dengan tasawuf, seperti yang diungkapkan oleh tokoh tasawuf bernama Syeikh Junaid bahwa Tasawuf adalah keluar dari budi perangai (sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan) yang tercela dan masuk kepada budi perangai yang terpuji," kata Najib.
Najib melanjutkan tasawuf itu merupakan gabungan antara pemikiran rasional yang menekankan kepada logika dan dzauq (rasa). Hal itu berkaitan dengan psikologi modern.
"Sehingga tasawuf modern bisa dipahami sebagai gabungan antara tasawuf, mistisisme, akhlak, psikologi, dan rasionalitas dalam menjalankan tasawuf," sambungnya.
Lebih lanjut, Najib juga mengatakan tasawuf modern terkadang disebut sebagai tasawuf salafi karena mengacu pada perilaku Nabi Muhammad SAW. Serta dipadukan dengan ilmu psikologi modern.
"Buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka terdiri dari beberapa rubrik. Salah satu rubrik yang ada di dalamnya coba menjawab permasalahan yang ada di sekitar masyarakat pada saat itu (zaman saat buku tersebut dibuat). Sebagai contoh dijelaskan bahwa manusia perlu hidup dengan rendah hati, bersikap 'humble' dan tidak perlu pamer atau menonjolkan kekayaan," katanya.
Keunggulan lainnya dalam buku itu adalah bahasa yang digunakan renyah. Buya Hamka mampu menuliskannya dengan bahasa yang ringan, tidak ngejlimet, dan menggabungkan antara psikologi, mistisisme, salafiah, namun tetap kontekstual.
Melalui buku ini, Najib menuturkan para generasi muda bisa meneladani pemikiran Buya Hamka.
"Warisan dan semangat Buya Hamka dapat ditiru oleh masyarakat saat ini khususnya anak-anak muda," tukasnya.
Simak Video "Respons Keluarga Buya Hamka Lihat Make Up Vino G Bastian "
(tia/mau)