Cerita Pidi Baiq Awal Nulis Drunken Monster, Ngaku Asal-asalan

Cerita Pidi Baiq Awal Nulis Drunken Monster, Ngaku Asal-asalan

Tia Agnes Astuti - detikHot
Senin, 24 Okt 2022 18:08 WIB
Pidi Baiq
Foto: Courtesy of Mizan
Jakarta -

Sebelum dikenal menulis novel Dilan dan Milea, Pidi Baiq terlebih dahulu merilis serial Drunken Monster. Cerita sehari-hari dengan unsur komedi yang diterbitkan oleh penerbit Mizan itu disukai oleh pembaca.

Pidi Baiq menceritakan asal muasal menulis cerita dalam Drunken Monster. Sebelum menjadi penulis, Pidi Baiq awalnya sebagai ilustrator penerbit Mizan Group.

"Suatu hari saya jadi ilustrator Mizan, karena dididik oleh tulisan yang ngaco-ngacu, saya jadi nggak nyaman. Saya kan kalau nulis asal-asalan tiba-tiba jadi ilustrator. Naskahnya ngaco tidak sesuai dengan frekuensi saya dengan tanda kutip yah," kata Pidi Baiq saat ditemui di M Bloc Space, kawasan Blok M, Kakarta Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penulis asal Bandung pun memberanikan diri untuk menulis sebuah naskah cerita. "Saya nulis seenaknya saja," katanya.

Judul naskah yang dibuatnya berjudul Drunken Monster. Pidi Baiq pun memberikan manuskripnya kepada editor penerbit Mizan.

ADVERTISEMENT

Lalu, naskah itu diedit. Pria yang akrab dipanggil Ayah heran mengapa tulisannya menjadi bagus.

"Saya tanya, 'Bang Dul, kenapa jadi begini? Kenapa EYD banget, saya kan bukan manusia yang sempurna. Pokoknya jangan terbit, saya pikir apa alasannya ya, apa bukan gayaku," kenang Pidi Baiq saat itu.

Akhirnya editor penerbit Mizan membuatkan Pidi Baiq sebuah pilihan. Dia pun memutuskan untuk menerbitkannya.

"Ya sudah terbitin saja, meski banyak kata yang dimiring-miringin," selorohnya.

Tak disangka, buku-buku Drunken Monster karya Pidi Baiq menjadi terpopuler dan terlaris di masanya. Setelah menerbitkan trilogi Drunken Monster, Pidi Baiq merilis novel Dilan dan Milea dengan bahasa yang berbeda.

Menurut penuturannya, dia ingin membuat gaya novel remaja tersendiri namun dengan cara berbeda. "Oh, novel remaja gini toh, nggak menggunakan ini itu. Pas Helen dan Sukanta aku bikinlah novel yang lebih serius, insyaallah akan menulis dari era lampau lagi," katanya.

"Yang bisa saya katakan, proses membuat novel itu panjang. Hanya guru bahasa Indonesia yang tahu," tukasnya.




(tia/nu2)

Hide Ads