.webp)
Setelah JK Rowling menerbitkan buku keenam serial Cormoran Strike, penulis asal Skotlandia itu kembali menuai kontroversi. Dia menuntut permintaan maaf dari seorang netizen gara-gara hinaan yang dilontarkan kepada pencipta Harry Potter tersebut.
Dalam cuitan yang disebarkan akun bernama Kathryn Brightbill itu, JK Rowling dituding kembali menyerang kelompok LGBT. Padahal itu adalah cuitan palsu yang mengedit kicauan JK Rowling yang sudah dihapus.
"Kicauan palsu ini dibuat ketika saya menghapus tweet lain yang memiliki typo, kemudian saya mengunggahnya lagi. Pembuatnya mengklaim ini adalah yang saya hapus," kata JK Rowling seperti dilihat detikcom, Kamis (1/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya memintamu untuk menghapus klaim fitnah ini dan mengakui kebenarannya," ucap JK Rowling lagi.
Di cuitan palsu itu, netizennya menyebarkan screenshot yang disebarkan sendiri. Dia berdalih mendapatkannya dari seorang teman di dunia nyata.
Tak berhenti sampai di situ saja, JK Rowling menegaskan bakal menghubungi pengacaranya.
"Pengacara saya juga sangat ingin mengidentifikasi teman 'dunia nyata' Anda yang mengambil screenshot itu sendiri," tulis JK Rowling.
Gara-gara hal tersebut, ia juga mendapat dukungan dari para penggemarnya. JK Rowling juga bakal bertindak menghubungi pengacaranya.
Selama ini opini JK Rowling tentang LGBT menuai kontroversi. Dia kerap diserang oleh kelompok pendukung hak transgender di jagat maya. Salah satu alasannya karena ia menilai hak perempuan harus terpisah dari isu transgender.
Baru-baru ini, JK Rowling juga melaporkan kepada polisi Skotlandia kalau ada ancaman online di media sosialnya. Sebelumnya pencipta Harry Potter itu mengutuk serangan kepada Salman Rushdie yang terjadi di New York.
"Saya merasa sangat sakit mendengar berita ini. Semoga dia (Salman Rushdie) baik-baik saja," cuit JK Rowling.
Seorang netizen membalas cuitan JK Rowling. "Jangan khawatir, anda berikutnya," balas netizen tersebut.
Seorang juru bicara dari kepolisian Skotlandia pun mengatakan, "Kami telah menerima laporan tentang ancaman online yang dibuat dan petugas sedang melakukan penyelidikan."
(tia/dar)
