Ajang Grammy Awards 2022 menepati janjinya untuk menghadirkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Di sela-sela perhelatan akbar dunia musik tersebut, ia muncul dalam video yang ditayangkan.
Setelah pidato singkat dari Presiden Ukraina, John Legend pun menggandeng dua musisi Ukraina untuk menyanyikan Free.
Puisi berjudul Fonbas juga dibacakan oleh Lyuba Yakimchuk. Nama penyair asal Ukraina itu juga mencuat setelah muncul di panggung Grammy Awards 2022.
Berikut 5 fakta soal penyair Ukraina Lyuba Yakimchuk, seperti dirangkum redaksi detikcom:
1. Keluarga Pengungsi
Lyuba Yakimchuk lahir dan besar di sebuah kota pertambangan batu bara kecil dekat Luhansk, di timur bagian Ukraina. Dia mengenyam pendidikan di Universitas LUhansk dan Universitas Nasional Akademi Kyiv-Mohyla.
Setelah pindah ke Kyiv, ia mengunjungi orang tuanya di Pervomaisk pada 2014 ketika kawasan tersebut diduduki oleh pasukan separatis Rusia. Orang tua dan saudara perempuannya menjadi pengungsi di masa tersebut.
2. Puisi Terkenal Apricots of Donbas
Syair-syairnya banyak yang bermuatan kisah tentang perang dan kondisi negerinya yang sedang tak baik-baik saja. Salah satu buku kumpulan puisi terkenalnya Apricots of Donbas menceritakan konflik dari kota Donbas.
Kawasan tersebut pernah mengalami krisis ekonomi pasca runtuhnya Uni Soviet. Untuk mencari nafkah, mereka memetik aprikot dan menjual kepada kondektur di kereta antara Moskow dan Kyiv.
Puisi panjangnya itu dimulai dengan baris 'Di mana tidak ada lagi aprikot tumbuh, Rusia dimulai. Sekarang wilayah ini diduduki, tapi perbatasan masih ada, oleh pohon aprikot ini. Selamanya.'
3. Masa Kecil Penuh Pelarian
Sejarah Ukraina yang diserang Rusia sudah terjadi berpuluh tahun yang lalu. Lyuba Yakimchuk juga merasakan ketika kecil selama 5 tahun, keluarganya selalu melarikan diri.
Rumah masa kecilnya kini telah ditempati oleh penembak jitu. Keluarganya kini membuat rumah baru di Ukraina tengah namun kini ia tinggal di Kyiv bersama suami dan anak berusia 11 tahun.
4. Puisi Perang
Tema puisi yang dibuatnya kebanyakan tentang perang. "Bahasa itu seindah dunia ini. Jadi ketika seseorang menghancurkan duniamu, bahasa mencerminkan itu," sambungnya.
Dalam dekomposisi puisinya, nama-nama tempat seperti Luhansk, Donetsk, dan kampung halamannya Pervomaisk benar-benar berantakan.
5. Terjemahkan Buku Puisi
Bersama suaminya, Lyuba Yakimchuk juga menerjemahkan buku kumpulan puisi Words of War: New Poems from Ukraine yang diterbitkan di AS. Mereka punya tujuan ingin menyuarakan puisi-puisi perang tentang negaranya yang selama ini jarang terdengar di masyarakat.
Simak Video "Video Kepanikan Warga Ukraina Saat Berlindung dari Rudal Rusia"
(tia/dal)