Penulis Lupus, Hilman Hariwijaya, meninggal dunia tadi pagi. Kabar kepergiannya membawa duka yang mendalam bagi pencinta serial Lupus yang terbit sejak dekade 1980-an.
Hilman Hariwijaya meninggal di umur 57 tahun karena mengidap sakit liver. Kabar itu dibagikan rekan sesama penulis, Boim Lebon, ketika dihubungi detikcom.
"Sakit (liver) baru diketahui sebulan terakhir kok," ucap Boim Lebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, Hilman Hariwijaya diketahui dirawat di rumah namun ketika kondisi kesehatannya menurun keluarga pun membawanya ke rumah sakit.
"Di rumah sakit, palingan baru ada dua mingguan juga," sambungnya.
Boim Lebon yang turut menulis serial Lupus mengaku kaget dengan kabar meninggalnya Hilman Hariwijaya tadi pagi. Pasalnya, dua hari yang lalu, sang novelis menghubunginya soal naskah novel yang sudah jadi dan minta saran bumbu-bumbu komedi.
"Baru beberapa hari lalu masih nelpon saya, dan dua hari lalu kirim file-nya, kami membicarakan masalah buku," kata Boim Lebon.
Saat Hilman Hariwijaya menghubunginya, suaranya sudah terdengar jelas dan lebih baik. Boim Lebon pun tidak ada firasat apapun meski sahabatnya terbaru di rumah sakit.
Sampai satu hari yang lalu, adik dan saudara yang menemaninya di rumah sakit memberikan kabar kalau Hilman Hariwijaya memasuki kondisi kritis. Kondisi kesehatannya kian menurun.
"Ketika teman dan adiknya yang biasa nungguin, kasih tahu kalau Mas Hilman ngedrop, sudah agak curiga. Sehari sebelumnya dikasih tahu kalau mau dipindah dari Medistra ke RSCM, saya langsung ada feeling," katanya.
Sepanjang Boim Lebon mengenal sosok pencipta Lupus itu, Hilman Hariwijaya tidak pernah patah semangat. Sahabatnya juga termasuk orang yang melek medis dan kerap bertanya kepada teman-temannya ketika sakit.
"Saya lihat dia orangnya semangat untuk sembuh ya. Kalau punya penyakit dikit atau apanya, dia sangat cepat untuk mengantisipasi. Dengan konsultasi ke dokter atau tanya ke temannya, sebaiknya gimana ya. Dia orang yang punya semangat kuat untuk sembuh. Jadi saya justru awal melihatnya dia akan pulih," tukasnya.
Hilman Hariwijaya tentu saja banyak menemani perjalanan remaja era '80-an. Lupus merupakan novel yang meledak pada masanya. Ia terkenal dengan trio penulis novel Lupus bersama Gusur Adhikarya dan Boim Lebon.
Selain menulis cerita pendek dan novel Lupus, Hilman Hariwijaya juga pernah menjadi penulis naskah beberapa film, seperti Dealova (2005), The Wall (2007), Anak Ajaib (2008), Suka Ma Suka (2009), dan Rasa (2009).
Ia pun merambah dunia pertelevisian dalam beberapa tahun terakhir, menulis skenario dari sinetron Cinta Fitri (Season 2 - Season 3), menulis skenario dari sinetron Cinta Fitri (Season 2 - Season 3), serta Melati untuk Marvel.
(tia/pus)