Lala Bohang menerbitkan buku terbarunya yang dirilis oleh Simpul Grup. Buku berjudul Waking Up for the First Time itu mengajak untuk mempertanyakan ulang berbagai hal dalam hidup, termasuk apakah kamu sudah terbangun sebagai diri sendiri.
Hal itu seakan remeh namun sekaligus menjadi terpenting bagi setiap orang. Pernyataan itu yang diungkap oleh Lala Bohang yang juga dikenal sebagai seniman visual.
"Banyak orang saat pandemi menjaga kewarasannya sendiri. Ada orang yang introvert pada akhirnya break. Orang introvert juga butuh waktu dengan manusia lain, dan gue melihatnya seperti kayak spektrum warna. Warna oranye dipilih untuk mewakili bangun," tutur Lala Bohang saat jumpa pers virtual, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam menggarap Waking Up for the First Time, Lala Bohang menuliskannya selama hampir setahun. Dari ide dan judul tersebut, ia meramu 23 cerita pendek dalam bahasa Inggris.
"Ternyata yang mau gue tulis itu bagaimana sih bangun sebagai diri kita sendiri," sambungnya.
![]() |
Setelah menulis, lanjut dia, ada pemikiran lain soal makna dari 'bangun' yang terbilang personal. Aktivitas yang dipertanyakan itu ada penyebabnya.
"Aktivitas bangun lalu tidur itu selalu berputar. Ketika bertanya, kita apakah bangun sebagai diri sendiri nggak sih. Bahkan gue sendiri kayak mikir, karena setelah memilih kata bangun tiba ke pernyataan kita semua itu punya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)," terang Lala Bohang.
Penulis Book of Forbidden Feelings itu kembali menerangkan perangkat keras dalam setiap manusia itu bisa saja hal-hal tradisi, kebiasaan maupun warisan dari keluarga. Sedangkan software itu yang ada dalam benak dan emosi yang ada.
Baca halaman berikutnya soal buku terbaru Lala Bohang.
Simak Video "Video: Don dan Geng Mau Tampil di Panggung Konser 'Jumbo'"
[Gambas:Video 20detik]