Lala Bohang Ajak Pembaca Pertanyakan Hal Ini di Buku Terbaru

Lala Bohang Ajak Pembaca Pertanyakan Hal Ini di Buku Terbaru

Tia Agnes - detikHot
Senin, 25 Okt 2021 16:40 WIB
Lala Bohang Luncurkan Buku Terbaru Waking Up for the First Time
Lala Bohang meluncurkan buku terbaru berjudul Waking Up for the First Time Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta -

Lala Bohang menerbitkan buku terbarunya yang dirilis oleh Simpul Grup. Buku berjudul Waking Up for the First Time itu mengajak untuk mempertanyakan ulang berbagai hal dalam hidup, termasuk apakah kamu sudah terbangun sebagai diri sendiri.

Hal itu seakan remeh namun sekaligus menjadi terpenting bagi setiap orang. Pernyataan itu yang diungkap oleh Lala Bohang yang juga dikenal sebagai seniman visual.

"Banyak orang saat pandemi menjaga kewarasannya sendiri. Ada orang yang introvert pada akhirnya break. Orang introvert juga butuh waktu dengan manusia lain, dan gue melihatnya seperti kayak spektrum warna. Warna oranye dipilih untuk mewakili bangun," tutur Lala Bohang saat jumpa pers virtual, akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam menggarap Waking Up for the First Time, Lala Bohang menuliskannya selama hampir setahun. Dari ide dan judul tersebut, ia meramu 23 cerita pendek dalam bahasa Inggris.

"Ternyata yang mau gue tulis itu bagaimana sih bangun sebagai diri kita sendiri," sambungnya.

ADVERTISEMENT
Lala Bohang Luncurkan Buku Terbaru Waking Up for the First TimeLala Bohang Luncurkan Buku Terbaru Waking Up for the First Time Foto: Simpul Grup/ Istimewa

Setelah menulis, lanjut dia, ada pemikiran lain soal makna dari 'bangun' yang terbilang personal. Aktivitas yang dipertanyakan itu ada penyebabnya.

"Aktivitas bangun lalu tidur itu selalu berputar. Ketika bertanya, kita apakah bangun sebagai diri sendiri nggak sih. Bahkan gue sendiri kayak mikir, karena setelah memilih kata bangun tiba ke pernyataan kita semua itu punya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)," terang Lala Bohang.

Penulis Book of Forbidden Feelings itu kembali menerangkan perangkat keras dalam setiap manusia itu bisa saja hal-hal tradisi, kebiasaan maupun warisan dari keluarga. Sedangkan software itu yang ada dalam benak dan emosi yang ada.

Baca halaman berikutnya soal buku terbaru Lala Bohang.

"Sebelumnya kita manusia berpikir seperti ini karena sudah didesain, tapi itu sebenarnya dari perangkat keras dan lunak yang sudah didapat ketika kita ada di dalam janin," lanjutnya.

Lala Bohang menulis 23 cerita pendek yang mengajak pembaca untuk 'bangun', menyadari, mengenal, dan berusaha mengatur diri sambil menjalani kehidupan dengan baik. Puluhan cerita berbahasa Inggris itu seperti kepingan puzzle dan saling bertautan di ruang-ruang terdekat.

Lala Bohang Luncurkan Buku Terbaru Waking Up for the First TimeLala Bohang Luncurkan Buku Terbaru Waking Up for the First Time Foto: Simpul Grup/ Istimewa

Pesan dalam Waking Up for the First Time

Lala Bohang menyatakan dari berbagai hal yang dituangkan dalam buku terbaru tersebut, ia ingin menyampaikan dua hal.

"Apa sih rasanya terbangun jadi diri sendiri termasuk baik dan buruknya kita berasal. Yang kedua, kesadaran kita punya hardware dan software yang sudah jadi milik kita dan itu lintas generasi," kata Lala Bohang.

"Dua perangkat itu yang terus tumbuh bersama kita sampai dewasa nanti," pungkasnya.

[Gambas:Instagram]





Simak Video "Video: Don dan Geng Mau Tampil di Panggung Konser 'Jumbo'"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads