Novelis Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie menerbitkan novel terbarunya bulan ini. Novel bergenre anak itu berjudul panjang tak seperti kebanyakan karya sastra lainnya dan sudah laku terjual kurang dari 24 jam di berbagai marketplace Indonesia.
Ada alternatif judul dalam novel terbaru Ziggy yakni Kita Pergi Hari Ini atau Tempat-tempat Indah dalam Mimpi-mimpi Anak-anak Baik-baik. Mengapa Ziggy sengaja memakai judul tersebut?
Dalam sebuah sesi soft launch karya terbarunya di ajang Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2021, Ziggy mengungkapkan alasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sebenarnya dari hasil riset saya tentang penulis perempuan di tahun 1920-an. Di masa itu orang-orang sering menggunakan dua alternatif," tuturnya dalam siaran UWRF 2021 secara online.
Terinspirasi dari hasil riset tersebut, ia pun sengaja memilih judul alternatif. Biasanya para penulis masa kini hanya memakai judul singkat atau subjudul, namun berbeda dengan keputusan novelis Di Tanah Lada tersebut.
"Aku suka sekali dengan tokoh yang aku kaji di dalam riset yang digabungkan ini. Aku mau mengambil yang agak jadul, alternatif judul yang tidak banyak dipakai," sambungnya.
"Ini (keputusan ini) terkesan mau nostalgia dan diekspresikan oleh ilustrasinya yang juga koheren di sampul," sambung Ziggy.
![]() |
Dalam novel terbarunya, Ziggy menuliskan dengan gaya bertutur dan penceritaan sebuah dongeng. Ada kucing yang berbicara, karakter dua anak yang saling berlawanan, dan sebagainya.
Ziggy mengatakan selama ini gaya bertuturnya memang mirip seperti itu. "Aku pikir dengan karakter ini lebih mudah untuk mengekspresikan humor, aku nggak mau menulis tulisan yang terlalu serius," katanya.
Penulis yang memenangkan hadiah kedua Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta pada 2014 juga memberikan bocoran tentang karyanya, yang tak hanya tentang cerita anak.
Buku ini, lanjut dia, menyinggung berbagai permasalahan yang ada. Mulai dari isu kelas sosial, populasi penduduk, ilmu parenting sampai masalah kekejaman terhadap binatang.
"Cukup banyak isu itu aku sentuh di dalam novel ini. Aku menggunakan sudut pandang anak-anak, jadi menyentil isu penting tapi dari sudut pandang anak-anak," tukasnya.
Nama Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie dikenal sebagai penulis muda yang bersinar di industri penerbitan Tanah Air. Pertama kali merilis buku di usia 15 tahun, sampai sekarang lebih dari 25 buku fiksi diterbitkannya.
Pada 2014, novel Di Tanah Lada memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta dan karya berikutnya Semua Ikan Di Langit meraih anugerah yang sama di 2016.
(tia/wes)