Novelis asal Jepang, Haruki Murakami untuk kesekian kalinya mengkritik Perdana Menteri Jepang karena COVID-19. Lewat acara radio bulanannya yang disiarkan akhir pekan lalu, novelis '1Q84' itu geram dengan tingkah pemimpin di negaranya tersebut.
Haruki Murakami mengatakan Yoshihide Suga telah mengabaikan lonjakan COVID-19 yang meningkat. Ia khawatir publik akan semakin kebablasan akan pandemi.
"Jalan keluar sekarang di depan mata kami setelah terowongan panjang. Jika dia benar-benar melihat jalan keluar, matanya pasti sangat bagus untuk anak seusianya," ucap Haruki Murakami, dilansir dari berbagai sumber, Selasa (31/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak penyelenggaraan Olimpiade Tokyo bulan lalu, kasus baru COVID-19 bermunculan. Hampir meningkat lima kali lipat secara nasional dan tiga kali lipat lebih besar di Tokyo, Jepang.
"Saya seumuran dengan Pak Suga, tapi saya tidak melihat jalan keluar sama sekali," lanjut Haruki Murakami.
Menurut penuturan novelis Norwegian Wood, PM Jepang itu seperti tidak mendengarkan orang lain.
"Mungkin dia hanya memiliki mata yang baik atau dia hanya melihat apa yang ingin dia lihat," sambungnya.
Sebelumnya, Haruki Murakami juga pernah mengkritik politisi Jepang karena membaca teks yang disiapkan birokrat dan tidak berkomunikasi dengan pesan yang kuat.
"Sementara kita masih belum melihat jalan keluar, kita harus bertahan sampai kita benar-benar mulai melihat jalan keluar. Kita terus memanfaatkan semua yang tersedia," kata Haruki Murakami.
PM Jepang dianggap terlalu optimis tentang kemanjuran vaksin. Belakangan ini, ia telah menghadapi kritik karena tetap menggelar Olimpiade dan Paralympic meski ada permasalahan kesehatan yang membuat protes publik.
Pekan lalu, Suga telah memperluas langkah-langkah darurat COVID-10 untuk mencakup sekitar tiga perempat warga Jepang. Saat PM Jepang sedang memperluas tindakan darurat, sebanyak 44 % penduduk Jepang telah divaksinasi lengkap.
Sejak 2018, Haruki Murakami membuat siaran radio di Tokyo FM. Dia kerap memainkan lagu berdasarkan permintaan penggemarnya.
(tia/tia)