Kabar duka mewarnai dunia sastra internasional. Penulis feminis asal Mesir Nawal El Saadawi meninggal dunia di usia 89 tahun pada 21 Maret 2021 di Kairo, Mesir.
Sosoknya terbilang kontroversial di masanya. Perempuan kelahiran 27 Oktober 1931 dikenal lantang menyuarakan hak-hak kaum perempuan dan berjuang membela mereka yang terpinggirkan.
Nawal El Saadawi yang juga seorang dokter dan psikiater banyak menulis tema-tema perempuan dalam berbagai karyanya. Perhatian khususnya soal pemotongan alat kelamin perempuan di masyarakat atau dikenal dengan nama sunat tak luput dari isu yang diboyongnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikenal dengan sebutan Simone de Beauvoir dari dunia Arab, Nawal El Saadawi juga dikenal sebagai perempuan paling radikal di Mesir.
Ia dilahirkan di tepi sungai Nil dan memulai praktik kedokterannya di pedesaan. Berbagai rumah sakit di Kairo pernah menjadi lokasi praktiknya dan terakhir sebagai Direktur Kesehatan Masyarakat di Kementerian Kesehatan Mesir.
Tapi sayangnya setelah buku nonfiksi pertamanya terbit yang berjudul Women & Sex di 1972, Nawal El Saadawi mendapatkan kecaman dari kalangan politik, agamis, dan pemerintah Mesir.
Dia pun kehilangan jabatannya di Kementerian Kesehatan. Gara-gara buku itu juga, ia sempat dibui selama tiga bulan pada 1981 sebagai hukuman dari Presiden Anwar Sadat saat itu.
Sebulan setelah sang presiden meninggal, Nawal El Saadawi dibebaskan. Selama di bui, ia menuliskan pengalamannya dan menerbitkan buku berjudul Memoirs: from the Women's Prison yang ditulis menggunakan gulungan tisu toilet dan pensil alis.
(Baca halaman berikutnya soal profil Nawal El Saadawi)
Simak Video "Video Nikita Mirzani: Kepada Pak Prabowo, Bubarkan Saja BPOM dan BPKN!"
[Gambas:Video 20detik]