Penulis Agnes Davonar kembali menelurkan sebuah karya. Buku terbarunya berjudul Life Is Beautiful.
Kepada detikcom, Agnes Davonar menceritakan bukunya soal remaja yang mengidap kanker langka. Ia mengatakan kisah yang ditulisnya berangkat dari kejadian nyata, seperti buku-buku sebelumnya.
"Buku baru aku berjudul Life Is Beautiful. Jadi itu buku tentang kisah nyata tentang seorang anak yang terkena kanker andrenal, kanker langka banget hanya 0,1 persen di Amerika dan jarang di Asia," ujar Agnes saat dihubungi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agnes Davonar mengetahui anak yang mengidap kanker langka itu dari sahabatnya yang seorang produser film. Kisah remaja bernama Aurelia Carla Tjahjadi itu begitu menyentuhnya untuk mengabadikannya dalam sebuah buku.
"Jadi gini ada produser film, kemudian temannya anaknya dia ini kena kanker meninggal. Kemudian anaknya ini punya impian sederhana banget yakni pengin diwisuda. Umur 17 tahun. Sudah SMA kelas 3 pas ujian semester terakhir dia meninggal. Nilainya dia bagus. Dia diwisuda tanpa ada orangnya," tutur Agnes.
Lebih lanjut, Agnes Davonar mengatakan mendiang Carla begitu menginspirasi. Lewat Life Is Beautiful, dirinya 'menghidupkan' lagi anak tersebut untuk diketahui banyak orang betapa membanggakannya Carla.
"Kenapa saya bikin buku ini karena satu, anak ini sangat menginspiratif, walaupun dia sudah nggak bisa jalan, umur nggak lama lagi, dia tetap paksa ujian sekolah, dan gurunya kasih ujian. Pas dia meninggal guru dan murid sekolahnya berikan penghormatan terakhir. Regina Pecis Bogor itu di-block untuk penghormatan terakhir untuk dia," kata Agnes.
Agnes Davonar menulis buku barunya dari Maret 2020. Lalu merilis karyanya pada Desember 2020.
"Bukunya laku banget padahal sekarang lagi pandemi. Kita pertama keluarin 10 ribu eksemplar dan sold out. Sekarang kita lagi cetak lagi. Ternyata alhamdulillah responsnya bagus. Aku saja sampai nggak punya bukunya," ujarnya.
![]() |
Dalam bukunya, Agnes Davonar menampilkan hal spesial lain. Ia menjadikan lukisan tugas terakhir mendiang Carla sebagai cover bukunya.
"Dia sebelum meninggal dikasih tugas untuk menggambar. Lalu dia buat sebuah tangan yang berpegangan. Akhirnya lukisan itu jadi gambar cover buku, karena itu peninggalan terakhir dia. Nggak tahu kenapa aku kayak spesialis nulis orang-orang yang sudah meninggal. Aku hidupkan lagi dan sukses juga," tuturnya.
Agnes Davonar juga mempersembahkan karya terbarunya untuk seseorang yang berkesan dalam hidupnya. Ia banyak mendapat dukungan dari orang tersebut setelah sempat terlintas untuk pensiun dari kegiatan tulis-menulis.
"Dia adalah Muhammad Tri Saputra Ramadhan atau dikenal Rama, dia menjadi salah satu karaktek fiktif yang diciptakan untuk menambah suasana harmoni romansa di novel ini, sesuai ciri khas novel saya," pungkasnya.
Simak juga video 'Corona Diprediksi Bisa Tingkatkan Kasus Kanker':