Situasi tak menentu akibat pandemi yang terjadi di dunia membuat perekonomian sampai masalah sosial terkena imbasnya. Novelis Akmal Nasery Basral pun menulis cerita fiksi modern tentang pandemi dalam novel berjudul Disorder.
Lewat dua karakter dalam novel, karya ke-19 dari penulis Nagabonar Jadi 2 itu menuturkan seluk beluk dari pandemi yang terjadi sekarang ini.
"Kalau soal COVID-19, informasi sudah melimpah ruah ya di sini. Pengetahuan pembaca lain mungkin lebih banyak yang paham daripada saya. Maka saya proyeksikan ke ruang yang lebih eksotik di fiksi," kata Akmal Nasery Basral dalam sesi virtual yang digelar Bentang Pustaka, Rabu (27/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel Disorder mengisahkan ancaman pandemi di tahun 2026 atau lima tahun mendatang yang berusaha dicegah agar tak menyebar di Indonesia.
Ada seorang dokter dan epidemiolog muda bernama Permata Pertiwi yang bekerja sama dengan jurnalis investigasi untuk mengungkap fakta di balik pandemi. Selain mengungkap data-data tentang wabah penyakit dan hasil-hasil penelitian para ahli, novel ini juga mengangkat fenomena yang terjadi baik di Indonesia dan mancanegara.
Okky Madasari turut mengomentari mengenai novel Disorder yang sudah dibacanya tersebut. Novelis Entrok itu mengatakan karya Akmal Nasery Basral ada beberapa hal yang menjadi sebuah kekuatan.
![]() |
"Dalam novel diceritakan ada penolakan dan pengabaian fakta. Pembungkaman dan misinformasi yang beredar di masyarakat. Ada upaya untuk membungkam informasi yang benar atas dalih stabilitas nasional, saat si wartawan mencoba membongkarnya dianggap berita hoaks," tutur Okky.
Ada juga kekuasaan global akibat relasi kekuasaan. Okky menyebutkan contohnya permasalahan vaksinasi yang diperjualbelikan juga disebut dalam novel Disorder.
"Sebenarnya bicara soal pandemi dan penyakit wabah yang ada untuk dipelajari oleh para pemimpin kita di masa depan. Inilah yang seharusnya menjadi pembelajaran dari peristiwa pandemi sekarang ini," kata Okky.
Editor Bentang Pustaka, Dhewiberta, menuturkan membaca novel Disorder seperti membaca peristiwa pembungkaman dan ketidakadilan kekuasaan.
"Jadi memang buku yang punya kesan bagus untuk dibaca bersama-sama di masa pandemi sekarang ini," tukasnya.
(tia/srs)