Amanda Gorman, Penyair Muda yang Bacakan Puisi saat Pelantikan Joe Biden

Amanda Gorman, Penyair Muda yang Bacakan Puisi saat Pelantikan Joe Biden

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 21 Jan 2021 09:50 WIB
Penyair Muda Amanda Gorman
Amanda Gorman saat membacakan puisi saat hari pelantikan presiden AS, Joe Biden. Foto: Getty Images
Jakarta -

Tak hanya Lady Gaga dan J-Lo saja yang penampilannya memukau di hari pelantikan Presiden dan Wakil Presiden AS Joe Biden dan Kamala Harris. Tapi ada juga aksi penyair muda Amanda Gorman.

Amanda Gorman mengenakan setelan blouse berwarna kuning. Aksinya yang dinamakan poet laureate itu mencetak rekor sejarah sebagai penyair termuda yang membacakan puisi saat inaugurasi sejarah AS.

Ia membacakan puisi hasil ciptaannya yang bertajuk The Hill We Climb. Terinspirasi dari kerusuhan yang terjadi di Capitol AS beberapa waktu lalu, ia mengatakan peristiwa tersebut adalah momen terkelam dalam sejarah demokrasi AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini penggalan puisi yang dibacakan Amanda Gorman:

Di mana kita bisa menemukan cahaya di tempat teduh yang tak pernah berakhir ini?
Tapi fajar adalah milik kita sebelum kita menyadarinya
Entah bagaimana kita melakukannya
Entah bagaimana kita melewati dan menyaksikan bangsa tidaklah rusak tapi belum selesai

ADVERTISEMENT

Aksi Amanda Gorman dipuji oleh undangan dan masyarakat Amerika Serikat yang hadir. Michelle Obama yang hadir menyebutkan puisi yang ditulis Amanda Gorman adalah kata-kata yang kuat dan perih.

"Dia (Amanda Gorman) mengingatkan kita akan kekuataan yang dipegang masing-masing dalam menegakkan demokrasi. Tetap bersinar Amanda," ucapnya.

Oprah Winfrey juga memuji penampilan Amanda Gorman. "Saya tidak pernah melihat suara perempuan muda yang begitu kuat dan lantang seperti Amanda Gorman. Maya Angelou bersinar dan saya juga," cuitnya.

Amanda Gorman menyampaikan karya puisinya dengan anggun dan kata-kata yang terkandung di dalamnya beresonansi dengan orang-orang di seluruh dunia: hari ini, esok, dan masa depan.

Penyair berusia 22 tahun itu masih mengenyam pendidikan di jurusan Sosiologi Universitas Harvard. Pemenang penyair pemuda nasional pertama di Amerika pada 2017 mengikuti jejak penyair lainnya yang terkenal seperti Robert Frost dan Maya Angelou.

Usai penampilan perdana saat pelantikan presiden, ia mengungkapkan harapannya dari puisi yang dibuat.

"Saya benar-benar ingin menggunakan kata-kata saya untuk menjadi titik persatuan, kolaborasi, dan kebersamaan," ungkapnya saat diwawancarai oleh BBC.

"Saya pikir ini tentang babak baru di Amerika Serikat, tentang masa depan, dan melakukan hal itu melalui keanggunan dan keindahan kata-kata," tukasnya.




(tia/srs)

Hide Ads