.webp)
Memoar Barack Obama yang berjudul A Promised Land sukses digemari para pencinta buku. Rilis perdana pertengahan November atau dua minggu setelah pengumuman Pilpres AS, karya suami Michelle Obama itu mendapat kritikan dan pujian.
A Promised Land yang ditulisnya empat tahun setelah meninggalkan Gedung Putih terbilang kerap telat deadline. Ia mengaku selalu mengingatkan diri sendiri akan tenggat waktu dari tim editor dan penerbit.
"Saya harus mengingatkan diri sendiri bagaimana menulis buku memoar," ungkap Barack Obama, dilansir dari EW, Rabu (16/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku A Promised Land adalah memoar pertama dari rencana dua jilid yang segera rilis dalam waktu dekat. Memoarnya juga adalah buku ketiga dan pertama yang ditulisnya setelah vakum selama 15 tahun.
Barack Obama mengaku kesulitan saat menulis A Promised Land. Ia banyak bertanya kepada editor di Crown Publishing, Rachel Klayman, untuk menjelaskan ada beberapa bab lagi yang telat diserahkan.
Tapi ada hal pertama yang segera dilakukan Barack Obama setelah menyelesaikan buku tersebut.
"Saya bersepeda yang jauh dengan Michelle. Dia sangat sabar dan suportif dan menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersamanya tanpa ada buku yang menggantung di kepala kami," ucap Barack Obama.
Ketika menggarap buku tersebut, Barack Obama juga menikmati teh hijau dan beberapa serial televisi tentang Amerika Serikat.
Di hari pertama perilisan, A Promised Land terjual hampir 890 ribu eksemplar. Di antara sejumlah tokoh yang menempati Gedung Putih, kesuksesan memoar Barack Obama seimbang dengan buku yang ditulis istrinya yang berjudul Becoming.
Memoar Becoming yang ditulis Michelle Obama diterbitkan pada 2018 dan terjual lebih dari 10 juta kopi di seluruh dunia dan saat ini ada di posisi 20 teratas situs Amazon.com.
Selain Barack dan Michelle Obama, memoar Decision Points karya George W Bush terjual 775 ribu eksemplar di pekan pertama. My Life yang ditulis Bill Clinton juga mencapai 1 juta dalam waktu 8 hari.
(tia/dar)
