.webp)
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) siap menyelenggarakan festival sastra dan buku bergengsi, Jakarta International Literary Festival (JILF) yang kedua. Festival yang sebelumnya digelar pada 20-24 Agustus 2019 sukses dihelat di kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Situasi pandemi COVID-19 membuat penyelenggara JILF digelar secara online. Di penghujung 2020, JILF bakal memulai perhelatan melalui Road to JILF 2020 dengan sejumlah diskusi dan acara.
Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Danton Sihombing, dalam jumpa pers virtual, menuturkan Road to JILF mengusung tema Heroes: (Re)making History' dengan menjadikan ruang yang terbuka bagi publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"JILF ingin membuat kota Jakarta sebagai upaya bagian dalam peta sastra Indonesia," tuturnya.
Tema yang diusung yakni Heroes: (Re)making History' dinilai tim kurator JILF 2021 yang terdiri atas Isyana Artharini dan Ronny Agustinus ingin mendengarkan narasi dan suara yang lama diredam.
"Kami ingin menggugat narasi dominan dan mempertanyakan kacamata siapa yang selama ini kita gunakan untuk membaca sebuah kisah," tutur mereka.
Isyana Artharini dalam siaran pers menyebutkan JILF adalah ruang terbuka dan berani dalam menembus batasan. Terutama menjadi bagian dari kolektif untuk mereka ulang lanskap sastra dunia yang lebih mudah untuk diakses, beragam, dan setara.
"Melalui Road to JILF 2021, pembaca sastra dapat menemukan dan mempelajari sejarah yang diceritakan dari sudut pandang 'pemenang' yang berbeda," lanjutnya.
Secara spesial, Road to JILF 2021 menghadirkan 8 episode podcast sastra yang dirilis berkala sejak 18 November-3 Desember 2020 di podcast Footnotes from JILF yang bisa diakses publik umum. Perbincangan soal diskusi sastra juga dihadirkan yang membahas tentang sejarah dari ingatan, kekuataan dan batas representasi, kisah-kisah fantastis, dan kisah-kisah masa depan.
Diskusi sastra di Road to JILF 2021 dimulai 4-6 Desember 2020 di YouTube Jakarta International Literary Festival.
(tia/dar)
