Ajang penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa yang ke-20 mencapai final. Dua pemenang penghargaan sastra bergengsi di Tanah Air diumumkan secara daring pada Kamis (15/10/2020).
Di kategori puisi, ada Inggit Putria Marga lewat buku kumpulan puisi Empedu Tanah (Lampung Literature, Desember 2019) yang berhasil mengalahkan empat nominator lainnya. Mereka adalah Beni Satryo, Esha Tegar Putra, Gaudiffridus Sone Usna'at, dan Ratri Ninditya.
Pemenang kategori prosa yakni Niduparas Erlang melalui buku berjudul Burung Kayu (Teroka Press, Juni 2020). Ia menyisihkan empat nominator lainnya yakni Ben Sohib, Felix K Nesi, Kedung Darma Romansha, dan Maywin Dwi-Asmara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua tim dewan juri Kusala Sastra Khatulistiwa ke-20, Martin Suryajaya, menuturkan nominasi yang masuk di penghargaan kali ini menghadirkan sudut pandang dan strategi narasi yang sifatnya berani mengambil pilihan-pilihan baru.
"Terlihat juga bagaimana aneka ragam pertukaran budaya dari dalam dan luar negeri, serta turut memberikan inspirasi bagi penciptaan karya sastra di masa kini," tuturnya saat penganugerahan secara virtual, Kamis (15/10/2020).
Sejak bulan Agustus, tim dewan juri menyeleksi buku-buku terbitan yang rilis pada Juni 2019 sampai Juli 2020. Dalam menjalankan penjurian, tim dewan juri mengacu kepada tiga hal.
Martin menyebutkan yang pertama adalah kebaruan yang ditawarkan pada sastra Indonesia.
"Hal kedua adalah kepengrajinan dalam membangun karya dengan memberdayakan kecakapan bahasa Indonesia. Serta ketiga apakah karya itu mengambil sikap pada situasi sehari-hari ini," sambung Martin.
Richard Oh sebagai penyelenggara Kusala Sastra Khatulistiwa menambahkan di penghargaan kali ini tidak bisa digelar secara terbuka di lokasi biasanya, Plaza Senayan.
"Kami memutuskan menyiarkan hasilnya lewat sosial media. Tahun ini adalah tahun yang ke-20, untuk bisa mencapai titik ini saya kira membutuhkan semangat, konsistensi, dan tekad untuk bertahan," ungkap Richard Oh.
Kusala Sastra Khatulistiwa sebelumnya bernama Khatulistiwa Literary Award. Kusala Sastra Khatulistiwa didirikan oleh Richard Oh dan Takeshi Ichiki sejak 2001 dan menjadi salah satu penghargaan kesusastraan bergengsi yang paling ditunggu penulis dan sastrawan Indonesia.
Baca juga: 3 Novel Arafat Nur Cetak Ulang Lagi |
(tia/dar)