Man Booker International Prize 2020 mengumumkan pemenang tahun ini. Novel debut karya penulis asal Belanda Marieke Lucas Rijneveld berhasil memenangkan penghargaan.
Namanya juga disebut sebagai pemenang termuda dari hadiah fiksi tahunan. Novel berjudul The Disothing of Evening terinspirasi dari kematian saudara laki-laki sang penulis saat ia masih kecil.
Marieke Lucas Rijneveld mengatakan inspirasinya menulis buku berasal dari pengalamannya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pengalaman kematian yang kelam dari saudara laki-laki saya ketika saya berumur tiga tahun dan dia 12 tahun," tuturnya dilansir dari berbagai sumber, Kamis (27/8/2020).
Novel yang diterjemahkan oleh Michele Hutchison memiliki latar belakang hidup dalam keluarga petani di Brabant Utara sebelum pindah ke Utrecht. Saat ini, ia masih bekerja di peternakan sapi perah.
![]() |
Tim dewan juri, Ted Hodgkinson, mengatakan para nominasi tahun ini adalah karya fiksi yang cukup berani dan menjungkirbalikkan fondasi dari cerita fiksi.
"Kami mencari sebuah buku yang tidak sekadar mendapatkan hadiah tapi juga menggabungkan sensalibilitas baru yang membuat pembaca terhenyak," katanya.
Novel The Disothing of Evening bertemakan tentang keluarga dan kesedihan yang tegas dan mencekam. Kisahnya diceritakan dari sudut pandang narator berusia 10 tahun.
Dalam The Disothing of Evening bercerita tentang Jas yang tinggal dalam keluarga petani yang taat di komunitas Kristen di pedesaan Belanda. Suatu hari di musim dingin, kakak laki-lakinya mengikuti perjalanan seluncur es.
Kesal karena ditinggal sendirian, ia mencoba tawar-menawar dengan Tuhan. Yakni mengadu domba kehidupan kelinci peliharaannya dan saudara laki-lakinya yang tidak pernah kembali.
Di Belanda, novelnya menjadi buku terlaris yang terjual lebih dari 55.000 eksemplar dan menarik perhatian internasional. Sang novelis mengatakan novel yang bertemakan gelap menarik perhatian dewan juri.
"Selalu ada terang dalam kegelapan, seperti selalu ada humor dalam keganasan. Begitulah cara kerjanya. Pasti selalu ada sesuatu untuk ditertawakan," kata Marieke Lucas Rijneveld dilansir dari situs Man Booker International Prize 2020.
(tia/dar)