Kini buku 'Diary Wuhan' diterbitkan HarperCollins dan dijual di situs Amazon. Penerbit membanderol bukunya seharga USD 19,99 atau sekitar Rp 296 ribu.
Terbit akhir pekan ini, Fang Fang ternyata dikritik oleh salah satu akademisi China bernama Zhang Boli. Ia mengatakan Fang Fang membuat buku yang tak pantas di tengah pandemi COVID-19.
"Beberapa profesor dan mahasiswa dari universitas membuat komentar yang tidak tepat di tengah epidemi, memperlihatkan nilai-nilai mereka yang terdistorsi dan jiwa yang bengkok," kata Zhang, dilansir dari Global Times, Rabu (20/5/2020).
Zhang adalah akademisi di Akademi Teknik China. Ia juga konsultan utama untuk perang melawan Corona di Provinsi Hubei, China bagian tengah.
Bahkan Zhang menuturkan orang-orang tersebut termasuk Fang Fang tidak melihat terang dan hanya kegelapan semata. Ia menuturkan ketika pasien COVID-19 meninggal, staf medis memberikan penghormatan dengan memilah barang-barang mereka.
Staf medis juga diklaim mencuci dan membungkus tubuhnya dan memberikan penghormatan terakhir. Berbeda dengan perkataan sang novelis dalam buku 'Wuhan Diary' yang menyatakan barang-barang pasien yang meninggal dibawa ke krematorium untuk dibakar.
"Tidak mungkin bagaimana ponsel terlihat disebar ke mana-mana di krematorium dan beberapa telepon berdering. Ini jelas (Fang Fang) membuat cerita yang dibuat-buat," pungkasnya.
(tia/doc)