Di balik misteri kematian Shakespeare, kebesaran namanya diakui dunia. Bahkan sampai sekarang karya-karya melebihi namanya dan terus dipelajari di berbagai sekolah maupun pelajaran sastra.
Di hari yang sama ketika Shakespeare meninggal, penulis asal Spanyol, Inca Garcilaso de la Vega, juga tutup usia. Si penulis 'Don Quixote', Miguel de Cervantes, meninggal sehari sebelumnya pada 22 April 1616.
Ratusan tahun kemudian, kebesaran karya ketiga sastrawan dunia itu masih diakui sampai sekarang. Untuk menghormati karya dan kebesaran ketiga penulis, UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia.
Sejarah Lainnya dari Hari Buku Sedunia
Sejarah panjang Hari Buku Sedunia bermula dari peristiwa San Jordi di Catalunya Spanyol pada 23 April 1923.
Saat itu, para pedagang buku merayakan momen tahunan yang juga diperingati sebagai hari kematian Saint George. Ia adalah santo pelindung dari Catalunya. Bukan lagi mawar merah yang diberikan tapi sejak 1923 Saint Jordi juga identik dengan pemberian buku.
Sebelum UNESCO menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia, para editor Norwegian Book Clubs bekerja sama dengan Norwegian Nobel Institute membentuk tim panel yang terdiri dari 100 penulis di 54 negara.
Mereka ditugaskan untuk memilih karya sastra terbaik dunia. Dari 100 judul buku terbaik, ada nama Don Quixote. Pemilihan yang berlangsung pada 1992 itu menambah sejarah panjang industri buku di dunia.
Bertepatan dengan Hari Buku Sedunia, Live IG akun @detikcom pukul 15.00 WIB menghadirkan narasumber Dee Lestari. Tonton di akun Instagram @detikcom.
(tia/nu2)