Seperti yang dilaporkan Guardian, Akademi Swedia telah dihubungi berkali-kali. Namun belum menanggapi kisruh tersebut.
Karya-karya Peter Handke yang paling dikenal di antaranya adalah novel 'The Goalkeeper's Anxiety at the Penalty Kick', drama 'Offending the Audience', dan skenario 'Wings of Desire'. Ia menjadi salah satu penulis Austria kenamaan di era pasca perang bersama sejumlah nama lainnya Thomas Bernhard dan Elfriede Jelinek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun 1990-an selama perang Yugoslavia, Peter Handke yang ibunya memiliki darah Slovena justru pro-Serbia. Bukunya 'A Journey to the Rivers: Justice for Serbia' pun terbit pada 1996 silam.
Dalam bukunya, ia menyatakan Serbia merupakan korban sebenarnya dari konflik. Gara-gara buku itu, Peter Handke dikecam penulis Salman Rushdie hingga tokoh-tokoh Eropa lainnya.
PEN America sebagai organisasi kebebasan berekspresi juga mengecam keputusan Akademi Swedia. "Kami tercengang dengan pemilihan seorang penulis yang menggunakan suara publiknya untuk melemahkan kebenaran sejarah," ucap Presiden PEN America, Jennifer Egan, dilansir dari BBC.
(tia/nu2)