Usai Kisruh Nobel Sastra 2019, Peter Handke Tolak Diwawancara

Usai Kisruh Nobel Sastra 2019, Peter Handke Tolak Diwawancara

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 17 Okt 2019 13:13 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Pasca pengumuman Nobel Sastra 2019 nama penulis asal Austria Peter Handke menuai kontroversi. Ia dikecam karena pandangan politik yang mendukung genosida dan dekat dengan mantan pemimpin Serbia, Slobodan Milosevic.

Setelah kisruh hal tersebut, untuk pertama kalinya ia membahas hal tersebut di depan media lokal. Ia mengeluhkan usai pengumuman Nobel Sastra, ada 50 jurnalis yang berkumpul di halaman rumahnya dan bertanya hal yang sama tanpa pernah membaca karya Handke.

"Saya berdiri di gerbang kebun saya, ada 50 jurnalis, dan semuanya hanya bertanya kepada saya seperti yang Anda lakukan. Tidak ada satu pun dari mereka yang pernah membaca salah satu atau tahu apa yang saya lakukan dengan sastra dan dunia menulis," keluh Handke, dilansir dari Guardian dan sumber lainnya, seperti dikutip detikcom, Kamis (17/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Handke pun menegaskan ia tak akan mau menemui wartawan lagi. "Saya seorang penulis, berasal dari Tolstoy, dari Homer, dari Cervantes. Tinggalkan saya dengan tenang dan jangan tanya saya pertanyaan itu lagi," tegasnya.

Nama Peter Handke dikecam kritikus sastra termasuk Presiden Kosovo dan Perdana Menteri Albania karena dukungan kepada pasukan Serbia selama Perang Yugoslavia tahun 1990-an.

Peter Handke juga dikenal dekat dengan mantan pemimpin Serbia, Slobodan Milosevic. Ia pernah memberikan pidato spesial di pemakaman sang pemimpin pada 2006 yang didakwa melakukan genosida dan kejahatan perang lainnya.




(tia/doc)

Hide Ads