Pada 2005 lalu, selesai kuliah di Bandung pria yang akrab disapa Vabyo berencana menulis buku tentang food travelling dengan latar negara-negara Timur Tengah. Ia pun melamar bekerja di sebuah kedai kopi di Arab Saudi sebagai seorang barista.
Sejak awal wawancara dengan bosnya, Vabyo sudah meminta izin di waktu libur kerja ia akan jalan-jalan. "Saya masuk jalur legal untuk tenaga kerja Indonesia, tapi pas baru mulai kerja paspor ditahan. Katanya dikasih rumah 3 bulan, tahu-tahu 1,5 sudah disuruh out," kenang Vabyo saat menceritakan kepada detikHOT di kantor, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vabyo pun mencari cara agar bisa pulang ke Indonesia. Setelah 15 bulan, ia berhasil 'minggat' dan mulai menuliskan cerita pengalamannya selama berada di sana.
Namun ketika berada di Arab Saudi, Vabyo sudah sering berkicau mengenai berbagai cerita tentang TKI. "Jadi barista kan jadi sering ngobrol sama TKI juga, ngobrol-ngobrol. Aslinya mau curhat aja di Twitter dan akhirnya membukukan cerita itu," katanya.
Saat itu 'Kedai 1001 Mimpi' perdana terbit di GagasMedia dan booming. Pengalaman berbeda budaya dan cerita sebagai seorang TKI tertuang dalam kumcer tersebut. Buku kedua pun berlanjut dalam 'Kedai 1002 Mimpi'.
Perjalanan Vabyo menulis sebenarnya sudah dimulai sejak 2007. Ia merilis buku berjudul 'Joker, Ada Lelucon di Setiap Duka', lalu buku kompilasi surat cinta 'Kepada Cinta; True Love Keeps No Secret', buku nonfiksi 'The Journeys; Kisah Perjalanan Para Pencerita, Perkara Mengirim Senja'.
Awal Mei ini, Vabyo baru saja menerbitkan buku kumcer 'Tukar Takdir' yang memuat 12 cerita pengalaman rasanya bertukar takdir dengan orang lain. (tia/kmb)