Selama dua hari penyelenggaraan, sebanyak 27 kelas akan berjalan paralel yang digagas oleh Komite Buku Nasional (KBN). Di tahun pertama ini, Litbeat Festival akan membicarakan mengenai pergeseran orientasi yang dialami industri perbukuan akibat dari perkembangan teknologi digital.
"27 kelas yang berjalan secara paralel dan 59 narasumber yang hadir bertujuan untuk mengupas isu tersebut dari berbagai sisi dan bidang," tulis keterangan pers KBN yang diterima detikHOT, Selasa (4/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hari pertama, peluncuran buku 'The Great Shifting' karya Rhenald Kasali akan diterbitkan. Dilanjutkan dengan pembahasan seluk beluk editorial bersama Ronny Agustinus dan Hetih Rusli.
Ada juga promosi buku di berbagai platform media sosial yang diampu oleh Salman Faridi dan Yola Putryane. Persoalan dunia ilustrasi juga bakal didiskusikan bersama Lala Bohang, Naela Ali, dan Dinda PS.
Masterclass bersama Sukutangan dan Emte juga bakal dihadirkan dalam Litbeat Festival. Penulisan novel dari sumber-sumber lisan oleh Yusi Avianto Pareanom, perihal self marketing bersama Ika Natassa, serta kolaborasi Joko Pinurbo dan Oppie Andaresta tampil menyuguhkan musikalisasi puisi terbaru mereka.
Litbeat Festival juga dihadiri oleh berbagai pelaku industri buku dari mancanegara. Ada Tatsuki Hirayanagi (Jepang), Anja Von Kampen (Jerman), Kristine Kress (Jerman), Lynette Owen (Inggris), Monsoon Book (Inggris), Emma Press (Inggris), Kube Publishing (Inggris), dan penerbit maupun lembaga lainnya.
"Keterlibatan berbagai pihak dalam Litbeat Festival seperti Bekraf dan Bristish Council tak terlepas dari posisi Indonesia yang menjadi market focus country dalam London Book Fair 2019 nanti," tulis dalam siaran pers.
(tia/doc)