Hal tersebut diungkapkan Okky ketika berbincang via surel dengan detikHOT.
"Saya melihat sekarang terbatasnya bacaan anak di Indonesia. Untuk anak saya saja, saya tidak punya banyak pilihan buku anak yang berkualitas. Padahal usia anak-anak sangat penting untuk bisa membentuk karakter manusia melalui bacaan dan menumbuhkan minat baca," ungkap Okky, belum lama ini.
Keinginan memberikan bacaan anak yang berkualitas itu memang diakui Okky berasal dari putri semata wayangnya yang kini berusia 3,5 tahun.
"Anak saya suka dibacakan cerita, saya juga kerap harus mengarang cerita-cerita untuknya. Di situ muncul keinginan untuk menulis sebuah cerita yang bisa saya bacakan untuknya," lanjut Okky.
'Mata di Tanah Melus' merupakan novel anak pertamanya setelah merilis lima novel dan satu buku kumpulan cerita (kumcer). Lewat novelnya tersebut, penulis 'Entrok' itu terpaksa harus keluar dari zona nyamannya.
Novelnya sudah mulai ditulis akhir 2016. Namun, baru diselesaikan Okky ketika mengikuti IOWA International Writing Program empat bulan lalu. Sejak awal Januari, Okky menjadi visiting fellow sekaligus resident writer di National University of Singapore.
Selama semester ini, Okky akan mengajar Mata kuliah Modern Indonesian Literature dan dijadwalkan mengisi berbagai program terkait sastra dan penulisan, baik itu di NUS maupun di institusi-institusi lain di Singapura.
(tia/tia)