Bagi Alanda Kariza, menulis novel 'Sophismata' membuatnya keluar dari zona nyaman. "Saya berani menulis tema yang berbeda dari sebelumnya yakni persoalan politik. Ini adalah kedua kalinya saya menulis dan menerbitkan novel berbahasa Indonesia setelah pertama kali melakukannya 12 tahun yang lalu," tutur Alanda Kariza, dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Senin (10/7/2017).
Sejak tahun 2004, Alanda Kariza telah menerbitkan sejumlah buku. Di antaranya adalah 'DreamCatcher' (Gagas Media, 2012), dan 'Beats Apart' (Ice Cube, 2015). Dia pun pernah menulis beberapa antologi dan aktif menjadi kontributor di The Jakarta Post.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di novel terbaru Alanda Kariza, 'Sophismata' menceritakan tentang Sigi yang sudah tiga tahun bekerja sebagai staf anggota DPR tapi dia sama sekali tidak menyukai politik. Dia bertahan bekerja sebagai staf anggota DPR karena ingin belajar dari atasannya-mantan aktivis 1998- yang sejak lama diidolakan.
Tapi makin lama Sigi justru dipaksa menghadapi berbagai intrik di dalam DPR yang baginya menggelikan. Semua itu berubah ketika dia bertemu lagi dengan Timur, seorang seniornya di SMA yang bersemangat mendirikan partai politik. Perlahan dia menyadari tidak semua politisi buruk.
Editor Bidang Fiksi Gramedia Pustaka Utama, Anastasia Aemilia, mengatakan kehadiran novel 'Sophismata' memberikan napas segar dalam dunia novel fiksi.
Baca juga: Merayakan 77 Tahun Sapardi Djoko Damono |
"Novel ini mengangkat tema politik, tapi diramu dengan kisah cinta yang membuat porsi keduanya pas. Sophismata membuktikan juga bahwa bicara politik ternyata bisa dibuat menyenangkan dan santai," kata Anastasia Aemilia.
Mulai hari ini, novel 'Sophismata' terbit di toko buku dan toko buku online seluruh Indonesia. Awal Agustus mendatang, Alanda Kariza dijadwalkan akan melakukan booksigning novel terbarunya di Jakarta. (tia/doc)