Memilih 'Sajak Desember', Joko Pinurbo pun mengungkapkan alasannya. "Puisi ini ditulis Pak Sapardi di tahun 1961 pada saat awal kepenyairannya. Saat itu saya belum lahir, meskipun belum lahir, saya tahu saya akan jadi penyair," katanya.
Ditemui detikHOT di bawah panggung, Joko Pinurbo mengaku sangat menghormati dan mengagumi sosok penulis puisi 'Di Restoran' itu. Baginya, Sapardi Djoko Damono telah banyak memberikan inspirasi, bahkan menjadi pintu bagi penulis lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengungkapkan, karya-karya dari Sapardi mampu dipahami oleh hampir semua kalangan karena bahasanya yang sederhana namun penuh makna.
"Sederhana dalam hal pengungkapannya tapi tidak sederhana isinya. Isinya sangat dalam dan kita perlu pemahaman beberapa kali untuk benar-benar bisa masuk ke dalam maknanya. Itu yg unik dari pak Sapardi, karya tampilannya sederhana, tapi kedalamannya matang dan kompleks," katanya lagi.
Penulis 'Surat Kopi' ini pun mengungkapkan dirinya telah puluhan tahun bersahabat dengan Sapardi. Yang ia ingat, ia bisa begitu dekat dengan Sapardi karena sama-sama suka bercanda.
"Tapi saya kenal jadi dekat sama beliau karena beliau orangnya rileks dan suka bercanda. Selera humornya bagus, tinggi. Beliau bisa bergaul dengan kalangan manapun, siapapun, anak-anak muda juga bisa," tuturnya. (srs/doc)