Penulis Asma Nadia menceritakan akhir cerita dari versi novel berbeda dari film yang digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo.
"Di novel keduanya aku menyerahkan kepada pembaca, kelanjutan dari jalan hidup Arini," ujar Asma kepada detikHOT ketika mengobrol di kantor, kawasan Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Asma Nadia Tak Menyangka Novel 'SYTD' Kedua Lebih Tebal dari Pertama
Di novel pun lebih lengkap dan banyak detail yang tidak diceritakan di dalam film. Termasuk pemilihan Budapest sebagai salah satu setting di dalam alur ciptaan Asma. Dia pun harus menggali sejarah Budapest, keterkaitannya dengan Islam, dan hal tersebut adalah tantangan bagi seorang novelis.
"Buat saya ini berat sekaligus tantangan, karena harus gali sejarahnya, logika-logika yang terkait dengan kondisi masyarakat Budapest. Kita juga bisa melihat jejak peninggalan Turki di sana. Menyebut Budapest nggak bisa sekadar nyebut, harus dijelaskan secara rinci," pungkas Asma.
Novel 'Surga yang (Tak) Dirindukan 2' rilis pada November 2016 lalu. Buku 'SYTD 2' sudah mencapai cetakan kesepuluh dan kian diminati pembaca. Novel 'SYTD' pertama pernah terpilih sebagai novel terbaik IBF 2008. Sampai saat ini, Asma sudah merilis 52 buku dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, dan non-fiksi.
(tia/mmu)