Pria yang akrab disapa Benzbara itu mengatakan tema-tema tersebut tidak bisa hilang dalam kehidupan orang kebanyakan.
"Khusus untuk novel ini tema kehilangan dikasih oleh editornya. Aku pikir salah satu masalah orang jatuh cinta dan kehilangan apapun itu karena masalahnya nggak pernah hilang di kehidupan orang-orang. Mau di usia berapapun dan kapanpun itu," ujarnya ketika bertandang ke kantor detikHOT, Rabu (18/1) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentuk kehilangan yang ditampilkan penulis pun berbeda-beda. Dalam seri 'Blue Valley' yang diluncurkan bulan lalu, lanjut Benzbara, hubungan kehilangan antar karakter di dalam seri buku tersebut pun beragam. "Ada yang sudah suami-istri, ada yang seperti Aldo menjomblo dan takut sama komitmen. Aku pikir tema kehilangan di setiap orang itu beda-beda levelnya," tutur penulis kelahiran 9 Juli 1989 silam itu.
Belajar menulis sejak pertengahan tahun 2007, karya 'Elegi Rinaldo' merupakan buku ke-10 yang ditulis Benzbara. Sebelumnya karya yang telah terbit di antaranya adalah Angsa-Angsa Ketapang (2010), Radio Galau FM (2011), Kata Hati (2012), Milana (2013), Cinta Adalah Cata Terbaik untuk Bunuh Diri (2014), Jika Aku Milikmu (2015), dan Metafora Padma (2016).
'Radio Galau FM' dan 'Kata Hati' telah diproduksi ke layar lebar oleh Rapi Films. Kini, menginjak usia yang ke-27 tahun, produktivitas Benzbara seakan tak pernah berhenti. Dia terus menerus ingin menuliskan beragam tema, genre, termasuk bentuk kepenulisan lainnya.
"Saat masuk ke dunia kepenulisan, ternyata banyak hal yang masih luas dan harus dipelajari. Genre romance yang gue tuliskan baru segelintir di industri buku yang sangat luas ini. Ke depannya, gue mau nulis soal novella dan mencoba genre lainnya," pungkas pembaca setia karya-karya J.K Rowling, Haruki Murakami, dan Orhan Pamuk.
Baca Juga: Fokus ke Teater, Maudy Koesnaedi Garap Pertunjukan tentang Benyamin Sueb
(tia/dar)