Logo dan Nama Kesaint Blanc Dipakai Tanpa Izin untuk Buku Terjemahan di Tiongkok

Laporan dari Beijing

Logo dan Nama Kesaint Blanc Dipakai Tanpa Izin untuk Buku Terjemahan di Tiongkok

Tia Agnes - detikHot
Sabtu, 27 Agu 2016 12:50 WIB
Foto: Tia Agnes/detikHOT
Beijing - Di tengah kabar bahagia hadirnya Indonesia di ajang Beijing International Book Fair (BIBF) 2016, terselip kabar tak mengenakkan. Logo dan nama penerbit dari Kesaint Blanc asal Indonesia dipakai tanpa izin untuk terbitan terjemahan versi bahasa Indonesia di Tiongkok.

Direktur Kesaint Blanc Laura Prinsloo yang juga sebagai Ketua Komite Buku Nasional menemukan nama dan logonya di salah satu booth penerbitan terbesar di Negeri Tirai Bambu. "Buku-buku yang aslinya berbahasa China ini diterjemahkan ke dalam Indonesia, pakai logo dan nama kami. Padahal kami tidak tanda tangan kontrak apapun dengan penerbit Tiongkok," kata dia kepada detikcom, di BIBF, Sabtu (27/8/2016).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku berseri yang berjudul 'Cerita Hanzi' berisikan 8 episode. Di dalamnya terdapat cerita rakyat tentang binatang-binatang (fabel) lengkap dengan ilustrasi. Tak hanya itu saja, logo dan nama juga dipakai tanpa izin di buku 'Mimpi Cina' serta buku lainnya dimasukkan dalam katalog sebuah penerbitan besar di Tiongkok.

"Kami kaget dengan buku dan terjemahannya yang sama sekali tidak pas dengan bahasa Indonesia. Banyak sekali kata-kata dan kalimat yang nggak nyambung," tegas Laura.



Kini, pihak Kesaint Blanc bersama dengan Komite Buku Nasional tengah mendiskusikan kasus yang mengejutkan di ajang BIBF 2016 bersama penyelenggara BIBF, agen sastra yang menjadi perantara antara penerbit, dan badan terjemahan Tiongkok. Direktur sales and marketing BIBF, Yuan Jiang berjanji akan menyelesaikan kasus yang baru pertama kalinya terjadi di sini.

"Kami akan menginvestigasinya sekarang. Vice President BIBF akan datang, Kepala Kementerian juga akan datang untuk membicarakan kasus ini sekarang," katanya.

(tia/kak)

Hide Ads