Direktur Kesaint Blanc Laura Prinsloo yang juga sebagai Ketua Komite Buku Nasional menemukan nama dan logonya di salah satu booth penerbitan terbesar di Negeri Tirai Bambu. "Buku-buku yang aslinya berbahasa China ini diterjemahkan ke dalam Indonesia, pakai logo dan nama kami. Padahal kami tidak tanda tangan kontrak apapun dengan penerbit Tiongkok," kata dia kepada detikcom, di BIBF, Sabtu (27/8/2016).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami kaget dengan buku dan terjemahannya yang sama sekali tidak pas dengan bahasa Indonesia. Banyak sekali kata-kata dan kalimat yang nggak nyambung," tegas Laura.
![]() |
Kini, pihak Kesaint Blanc bersama dengan Komite Buku Nasional tengah mendiskusikan kasus yang mengejutkan di ajang BIBF 2016 bersama penyelenggara BIBF, agen sastra yang menjadi perantara antara penerbit, dan badan terjemahan Tiongkok. Direktur sales and marketing BIBF, Yuan Jiang berjanji akan menyelesaikan kasus yang baru pertama kalinya terjadi di sini.
"Kami akan menginvestigasinya sekarang. Vice President BIBF akan datang, Kepala Kementerian juga akan datang untuk membicarakan kasus ini sekarang," katanya.
![]() |