Menulis Novel Baru, Elizabeth D Inandiak Belajar dari Penulis Ternama Indonesia

Menulis Novel Baru, Elizabeth D Inandiak Belajar dari Penulis Ternama Indonesia

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 14 Jun 2016 12:19 WIB
Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Pengarang asal Prancis Elizabeth D Inandiak punya cara tersendiri dalam penulis karya terbaru yang berjudul 'Babad Ngalor Ngidul'. Buku terbitan Kepustakaan Gramedia Populer (KPG) itu diterbitkan akhir bulan lalu dan sudah dipromosikan ke empat kota.

Ketika ditemui di Pusat Kebudayaan Prancis, Jakarta belum lama ini, perempuan yang akrab disapa Eli itu mengungkapkan gaya menulisnya kali ini terinspirasi dari para penulis ternama Indonesia. Mereka adalah Ahmad Tohari, Sindhunata, Ayu Utami, Dee Lestari, Gunawan Maryanto dan alm. Rongowarsito.

Baca Juga: Pameran 33 Lukisan Abstrak Haryanto Gunawan Diperpanjang

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya membaca buku-buku mereka dan mempelajarinya. Tentunya gaya kepenulisan novel terbaru saya harus berbeda dari Serat Centhini. Dan dari buku-buku mereka saya belajar kepenulisan sastra yang baik dan benar, meski mungkin saja belum tentu benar," ujarnya disambut gelak tawa.

Beberapa novel yang dibacanya juga pernah diterjemahkan oleh Eli. Seperti novel 'Saman' karya Ayu Utami yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis dan diterbitkan oleh penerbit Flamarion (2008). Setelah Ayu Utami, Eli pun berambisi menerjemahkan puisi-puisi karya dari alm. Rongowarsito yang disebut sebagai "Victor Hugo dari Indonesia".

'Babad Ngalor Ngidul' membawa kilas ke sepuluh tahun silam, sekitar Mei 2006. Ketika gempa menimpa selatan Jogja sampai saat-saat terakhir Si Juru Kunci Merapi. Letusan itu dinamakan "bencana alam" padahal, kata Eli, merupakan percakapan lama yang terlupakan antara yang di utara (lor) dan yang di selatan (kidul), antara Laut Selatan dan Gunung Merapi.

(tia/mmu)

Hide Ads