Ruang Publik Kini Jadi Titik Temu Aktivitas Budaya

Ruang Publik Kini Jadi Titik Temu Aktivitas Budaya

Tia Agnes Astuti - detikHot
Minggu, 25 Feb 2024 08:04 WIB
ARCH:ID
Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta -

Banyaknya ruang publik di Jakarta dan kota-kota lainnya di penjuru Indonesia membuat Kemendikburistek mengajak masyarakat untuk memanfaatkannya. Tak hanya sebagai tempat nongkrong, tapi juga titik temu ekosistem kebudayaan.

Hal itu tercetus dalam talkshow bertajuk Perluasan Ruang Publik: Menghidupi Ruang Publik Sebagai Titik Temu Ekosistem Kebudayaan di ARC:ID yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Jumat (23/2/2024).

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, Restu Gunawan, mengatakan pihaknya punya platform Indonesiana untuk membangun ekosistem pembangunan kebudayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Platform Indonesiana mendorong kolaborasi dan gotong royong bagi komunitas, pelaku budaya, dan pemerintah daerah untuk mengaktivasi ruang publik yang inklusif dan representatif sebagai ruang ekspresi kebudayaan," katanya saat talkshow.

"Keberadaan Platform Indonesiana juga bertujuan untuk menguatkan jejaring bagi para pelaku budaya dan pengelola ruang publik," sambungnya lagi.

ADVERTISEMENT

Dalam sesi diskusi, juga hadir Handoko Hendroyono CEO Filosofi Kopi dan M-Bloc Grup, Arif Yudi Jatiwangi Art Factory, dan Founder Spedagi Movement Singgih Kartono.

Arif Yudi yang dikenal mampu mengubah pabrik genteng jadi ruang seni di Majalengka, Jawa Barat, mengatakan selama 18 tahun Jatiwangi Art Factory (JAF) berdiri ruangnya sukses sebagai titik temu.

"Sekarang kami sudah sampai kepada Perda kabupaten Majalengka sebagai kota terakota, 30 persen bangunan harus terakota yang berbeda dengan material lain, sampai sekarang punya efek psikologi dan mengambil keputusan yang berbeda," katanya.

JAF sendiri punya festival setiap 3 tahun sekali termasuk festival Binaragawan yang punya kekuatan untuk mengangkat beban genteng.

"Sekarang semua orang punya ide dan jaringan, sudah lari ke mana-mana para anggotanya JAF," ungkap Arif.

Singgih Kartono yang memanfaatkan habitat bambu dengan cara yang lainnya sampai membuat sepeda bambu, kini merasa lebih butuh mengkurasi berbagai acara yang ada di wilayahnya.

Restu Gunawan mengamini perkataan para narasumber. Menurutnya, tugas pemerintah adalah regulator dan fasilitator.

"Kita inginnya masyarakat yang lebih kuat dan hadir dengan platform membangun ekosistem, ability, dan tata kelola. Ada 12 kabupaten atau kota yang akan diinisiasi pemerintah pusat, di mana tugas kami mendorong ekosistem kebudayaan di berbagai ruang publik," pungkasnya.

Simak Video 'Main Games Tebak Musisi Bareng The Lantis':

[Gambas:Video 20detik]



(tia/tia)

Hide Ads