Lama dikenal sebagai seniman di luar arus utama, Edi Bonetski kini menggelar pameran tunggal di Superlative Gallery. Pelopor galeri seni digital dengan kelas dunia pertama di Asia Tenggara mempersembahkan pameran seni bertajuk Mata Garis yang berlangsung hingga 5 Februari 2024.
Superlative Gallery mengajak pencinta seni untuk menjelajahi dan meresapi setiap karya dari Edi Bonetski. Nama Edi Bonetski dianggap sebagai seniman yang menghidupkan keindahan Art Brut.
Gerakan Art Brut sendiri dikenal sebagai gerakan seni yang bebas dari aturan umum di pendidikan seni, menciptakan karya yang murni dari ekspresi artistik pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pembukaan pameran tunggal Edi Bonetski, Tommy F Awuy menyatakan kehadiran karya seni Edi Bonetski memberikan pengakuan terhadap nilai dan potensi seni yang diusung oleh Superlative Gallery.
"Seniman yang sama sekali tak lazimnya kita pahami lewat kamus-kamus besar apalagi estetika yang bertebaran di sana-sini. Ia suka sekali meraung, menjerit, menggeliat dan mencakar apapun itu sesuai bisik batinnya. Membaca karya-karya Edi Bonetski akan kita temukan di sana bergelimangan abjad-abjad, berkejaran, lompat-melompat, jumpalitan, dan dengan gairah tertentu kita pun riang saja mengikuti arusnya." ungkap Tommy F. Awuy dalam keterangan yang diterima.
Edi Bonetski menuturkan Mata Garis bukan hanya menjadi persembahan seni visual namun juga menjadi wadah apresiasi seni rupa yang beragam.
"Superlative Gallery memberikan pengkayaan baru buat saya secara estetis warna, tubuh, dan laku dalam mengelola hajat pertunjukan yang bernama pameran.
Melalui pameran tunggal Mata Garis, Edi Bonetski mengajak pencinta seni untuk menyelami dunia ekspresi artistik yang dihadirkan oleh seorang seniman yang berani melintasi batas.
![]() |
(tia/wes)