Kemeriahan Pasar Muda Minggu Sore-Malam atau Pamumingsolam tak hanya terjadi di lapak-lapak industri kreatif maupun panggung mini saja. Tapi di lorong gang Perintis Jalan Kisamaun, Pasar Lama terdapat pameran yang digelar oleh Tangerang Street Art Forum (TSAF).
TSAF merupakan wadah komunikasi dan informasi bagi penggiat street art yang berdomisili di sekitar Tangerang. Berdiri pada Januari 2011, TSAF mengajak street artist dan graffiti writer Tangerang untuk berpatisipasi dalam berbagai event.
Seperti halnya di Pamumingsolam edisi 100, lorong sempit Gang Perintis 1 disulap laiknya sebuah galeri. Sebanyak 25 seniman dari lima wilayah Tangerang berpartisipasi memamerkan karya-karyanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bertemakan 'think local act global' tersebut, para seniman TSAF mencoba mengangkat permasalahan yang biasa digeluti sehari-hari dalam street art dan graffiti. "Yang drawing di seberangnya itu karya kami sebelumnya," tunjuknya.
"Dengan diselenggarakannya pameran Street-mate ini diharapkan bisa menjadi inspirasi sekaligus barometer perkembangan scene street art dan grafiti di kota industri ini,"katanya.

Selain itu, seorang seniman bernama Fas13 juga beratraksi dengan membuat graffiti di atas plastik-plastik yang dililitkan ke dua tiang. Plastik tersebut seperti membentuk spanduk, kemudian ia menggambarkan gaya cellograffiti.
"Kalau biasanya di tembok, ini coba di medium transparan. Jadi mau ambil cahaya di balik plastik itu," tutur Robowobo.
Setelah berpartisipasi dalam Pamumingsolam 100, Robowobo yang juga lulusan Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan anggota dari Serrum ini juga mengatakan ke depannya mereka akan membuat mural yang mencirikan kota Tangerang. "Kita lagi garap konsepnya, tapi yang jelas akan mengkritik mural Pemkot yang ada di Cikokol," ucapnya.
(tia/mmu)