Cerita di Balik Lukisan Cimon dan Pero, Seorang Anak yang Menyusui Ayahnya

Cerita di Balik Lukisan Cimon dan Pero, Seorang Anak yang Menyusui Ayahnya

Azkia Nurfajrina - detikHot
Jumat, 22 Des 2023 18:15 WIB
Lukisan klasik Eropa.
Foto: Wikimedia Commons/Peter Paul Rubens
Jakarta -

Lukisan Cimon dan Pero bisa dibilang memiliki gambar yang kontroversial. Pasalnya, lukisan ini menampilkan seorang wanita muda yang menyusui seorang pria lanjut usia. Namun ternyata, ada kisah mengharukan di balik gambar lukisan itu.

Dilansir laman Ruzhnikov, lukisan Cimon dan Pero dikenal juga sebagai Roman Charity. Lukisan ini sangat populer di Italia pada abad 17 hingga 18.

Gambar dalam lukisan tersebut diambil dari Factorum ac dictorum memorabilium (Sembilan Buku Kisah dan Ucapan Orang Romawi Kuno yang Berkesan) karya sejarawan Romawi kuno, Valerius Maximus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari cerita yang ditulis Maximus, lukisan Cimon dan Pero ini hadir dengan banyak versi. Ada versi gambar wanita menyusui lelaki tua yang berada di dalam penjara, hingga ada pula versi wanita menyusui pria lansia itu sambil menggendong anak kecil.

Dari adegannya itu, sejumlah orang menyebut bahwa lukisan Cimon dan Pero mengarah pada konten dewasa. Sebagian juga menganggap lukisan tersebut menunjukkan gambar yang tidak senonoh. Namun, lukisan itu ternyata menyimpan cerita haru.

ADVERTISEMENT

Lantas, seperti apa kisah di balik lukisan Cimon dan Pero?

Kisah di Balik Lukisan Cimon dan Pero

Di suatu negara di Benua Eropa, hiduplah seorang lelaki tua bernama Cimon. Ia tidak memiliki kerabat, kecuali putrinya Pero.

Suatu ketika, Cimon dijatuhi hukuman dan dijebloskan ke penjara. Sebelum dieksekusi, ia terpaksa harus kelaparan.

Karena Cimon tidak memiliki kerabat lain, putrinya memohon kepada pemerintah untuk menemui ayahnya setiap hari. Dia pun diberi izin, tapi dengan sebuah syarat. Syaratnya adalah bahwa Pero tidak diperkenankan membawa barang dan makanan bersamanya.

Saat berkunjung, para penjaga akan menggeledah Pero untuk memastikan tidak ada makanan dan barang lain yang masuk ke penjara. Ia pun bertemu ayahnya yang dalam kondisi memprihatinkan. Hati Pero terluka dan menatap ayahnya dengan mata keibuan.

Agar Cimon tetap hidup, Pero berinisiasi untuk memberi ayahnya makanan yang tak lain adalah air susu yang dimilikinya. Ia pun mulai menyusui Cimon setiap hari di saat kunjungannya.

Lewat beberapa waktu, penjaga penjara memata-matai Pero dan memergokinya sedang menyusui Cimon. Pero dan ayahnya ditangkap dan dibawa ke persidangan.

Setelah mendengar pembelaan keduanya, majelis hakim terenyuh dan memuji bentuk cinta Pero terhadap ayahnya. Dengan sikap dan kesaksian Pero, Cimon pun dibebaskan dari penjara.

Kisah ini dinukil dari laman Medium. Selain versi ayah-anak perempuan, kisah Cimon dan Pero juga ditulis Maximus dalam versi ibu-anak perempuan.

Cerita yang memperlihatkan seorang anak perempuan yang rela memberikan air susunya demi menyelamatkan orang tuanya ini dikatakan sebagai contoh moral dari pengabdian dan penghormatan tertinggi anak terhadap orang tua.

Sejumlah pelukis yang menggambarkan adegan dari kisah ini, antara lain Peter Paul Rubens, Michelangelo Merisi da Caravaggio, dan Jean-Baptiste Greuze.

Itu dia kisah di balik lukisan Cimon dan Pero yang terkenal.




(fds/fds)

Hide Ads