PKN 2023: Lebarannya Pelaku Seni-Budaya Indonesia

Tia Agnes Astuti - detikHot
Senin, 23 Okt 2023 18:07 WIB
Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Jakarta -

Mendengar kata Lumbung apa sih yang teringat di dalam benakmu? Sejak masa lampau, lumbung tak hanya menjadi bangunan tempat menyimpan padi namun kini sebagai tradisi yang masih dilestarikan sampai sekarang. Di berbagai pelosok Tanah Air, lumbung pun mengubah fungsinya yang kini diadaptasi oleh tim kuratorial Pekan Kebudayaan Nasional menjadi metode berkarya.

Proses perjalanan metode Lumbung bukan diawali dengan Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Tahun lalu, ketika ruangrupa terpilih menjadi direktur artistik documenta15 di Kassel, Jerman, metode Lumbung ini juga dipakai.

ruangrupa menjalankan proses kreatif secara komunitas untuk menggaet berbagai isu dan wacana di baliknya meski penyelenggaraannya menuai pro dan kontra tahun lalu. Apa yang terjadi tahun ini?

Sejak dibuka pada Jumat (20/10), Lumbung yang terbagi menjadi tiga fase yakni Rawat (proses residensi dan riset sejak Juni), diikuti dengan fase Panen selama dua bulan sebagai penciptaan karya dan pengarsipan, kini mencapai fase Bagi. Ketiga fase itu kini dihadirkan ke dalam Ruang Tamu yang tersebar di 40 titik di Jakarta, Bekasi, Bogor, Ciputat, dan Kepulauan Seribu.

'Ruang tamu' itu kini telah dibuka sebebas-bebasnya. Bagi pencinta seni yang ingin melihat dan membahas setajam-tajamnya tentang metode Lumbung bisa menyambangi puluhan titik yang dibuka hingga 29 Oktober.

Di Jakarta, ada empat Ruang Tamu utama yakni Galeri Nasional Indonesia, Museum Kebangkitan Nasional atau dikenal dengan Gedung STOVIA, PFN di Jakarta Timur hingga M Bloc Space di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Ketika detikcom menyambangi Ruang Tamu di PFN, Jalan Otista Timur, Jakarta Timur, ada sekitar 150 karya seni yang dipamerkan. Puluhan seniman berkumpul.

Salah satu kurator Pekan Kebudayaan Nasional, Ade Darmawan menuturkan konsep ruang tamu merupakan ruang tamu pada umumnya di dalam rumah. "Indonesia punya tradisi menjamu. Kita menggunakan nilai, konsep, dan kedekatan dengan publik dan keterlibatannya, jadi ruang tamu ini dikonsepkan sebagai tempat yang intim dan hangat," ungkapnya ketika ditemui di Galeri Nasional Indonesia, belum lama ini.

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 menyajikan beragam kegiatan pertunjukan budaya. Kegiatan yang digagas Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi itu berlangsung pada 20-29 Oktober 2023. Foto: Dok. Kemdikbudristek

Hal yang senada diungkapkan oleh Enin Supriyanto. Kuratorial bagian Jejaring dan Rimpang itu menegaskan ruang tamu ini bersifat cair dan ajakan untuk bertemu serta mengobrol.

"Pameran seni yang dipamerkan lebih sifatnya cair dan ajakan untuk mengobrol bareng komunitas, warga, dan banyak hal dari 40 titik yang tersebar," katanya.

Untuk pertama kalinya pulang, tim kurator Pekan Kebudayaan Nasional sepakat untuk membicarakan kebudayaan bukan hanya satu kerangka disiplin saja. Ekspresi kebudayaan melampaui batas dan sekat-sekat itu semua. "Kerangka inilah yang kami sampaikan kepada Kemendikbud, dan dipraktekkan ke dalam keseluruhan ekosistemnya," kata Enin.

Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan' tersebut berlangsung hingga 29 Oktober 2023 di 40 lokasi di DKI Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Bogor dengan menampilkan pameran seni, lokakarya, diskusi seniman, pasar ilmu, bazaar barter, serta festival layar tancap. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz" title="Pekan Kebudayaan Nasional 2023" class="p_img_zoomin" />Sejumlah pengunjung mengamati karya lukisan dalam pameran yang menjadi bagian dari rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Minggu (22/10/2023). Acara yang mengusung tema 'Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan' tersebut berlangsung hingga 29 Oktober 2023 di 40 lokasi di DKI Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Bogor dengan menampilkan pameran seni, lokakarya, diskusi seniman, pasar ilmu, bazaar barter, serta festival layar tancap. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

Diva asal Aceh yang tergabung dalam Tarung Kampus Antar Kota Antar Provinsi atau TARKAM dan berkolaborasi dengan kolektif Jakarta 32, mengatakan kolaborasi ini hasil residensi 5 mahasiswa dari 5 kota yang berpartisipasi. "Mural ini untuk membicarakan tentang The Ocean Keeper, si penjaga laut, bagaimana dampaknya sampah kepada lautan kita yang ada di Indonesia," katanya ketika diwawancarai detikcom.

Ibaratnya sebuah lebaran, perhelatan akbar Pekan Kebudayaan Nasional menjadi momentum dwitahunan yang paling ditunggu-tunggu oleh pelaku seni dan budaya Tanah Air. Pekan Kebudayaan Nasional tahun ini hadir lebih masif dengan berbagai kritikan isu sosial, budaya hingga ajakan kolaborasi tanpa batas yang kerap diabaikan berbagai penyelenggara.

Silakan mengobrol di ruang tamu PKN 2023!



Simak Video "Video: Kejagung Tetapkan 4 Tersangka Kasus Korupsi Kemendikbudristek"

(tia/dar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork