Museum Nasional Pulihkan Benda Bersejarah yang Rusak, Ini Penampakannya

Museum Nasional Pulihkan Benda Bersejarah yang Rusak, Ini Penampakannya

Tia Agnes Astuti - detikHot
Rabu, 20 Sep 2023 16:45 WIB
Koleksi Museum Nasional Indonesia
Foto: Dok MNI
Jakarta -

Museum Nasional Indonesia mengumumkan memulai proses inventarisasi hingga pemulihan terhadap 817 koleksi dan benda bersejarah yang mengalami rusak ringan hingga berat imbas kebakaran pada Sabtu (16/9). Prosesnya dimulai awal pekan ini.

Dari 194 ribu koleksi dan benda bersejarah yang ada di dalam museum yang terletak di Jalan Merdeka Barat, tercatat 817 koleksi yang rusak dari enam ruangan di Gedung A. Tim Pengelolaan Koleksi dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), yang tergabung dalam Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI), mempublikasikan sebagian arca yang terkena dampaknya.

Arca berbentuk manusia, berukuran sepanjang lengan bawah orang dewasa. Namun ada bagian tubuhnya yang tidak lengkap. Di sisinya, ada serpihan material yang berwarna sama dengan arca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arca itu terlihat berwarna gelap, tidak jelas betul apakah aslinya memang berwarna demikian atau karena efek kebakaran. Ada pula arca perunggu yang masih terlihat utuh.

Arca-arca ini dikatakan telah dievakuasi dari ruangan Galeri Perunggu. Arca itu kemudian dibersihkan. Terlihat arca-arca berukuran lebih kecil sedang dicermati oleh seorang petugas berkacamata.

ADVERTISEMENT
Koleksi terdampak kebakaran di Museum Nasional IndonesiaKoleksi terdampak kebakaran di Museum Nasional Indonesia Foto: Dok. Museum Nasional Indonesia

"Setiap benda bersejarah tercatat dengan akurat dan akan mendapatkan perawatan yang diperlukan selama periode pemulihan," ungkap Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB), Ahmad Mahendra, dalam keterangannya, Rabu (20/9).

Beberapa di antaranya tidak mengalami kerusakan atau utuh. Sementara yang lainnya mengalami tingkat kerusakan yang bervariasi.

"Kami berkomitmen untuk memberikan rincian tentang daftar koleksi-koleksi yang terdampak, serta langkah penanganan dan restorasi koleksi lebih lanjut, setelah hasil investigasi resmi diperoleh dari Puslabfor Polri," katanya.

Selain itu, Ahmad Mahendra juga menambahkan selama proses pemulihan pihaknya juga bekerja sama dengan ahli asal Prancis yang menangani pembaruan di Notre Dame. Katedral tertua di dunia itu pernah mengalami kebakaran pada 2019.

"Kami telah berbicara dengan pemerintah Prancis secara khusus, karena pengalaman para ahli di sana dalam melakukan pemulihan setelah kebakaran Notre Dame di Paris pada 2019. Kami juga sudah berdiskusi dengan pemerintah Belanda mengenai berbagai aspek pemulihan, khususnya terkait pembangunan gedung cagar budaya dan manajemen koleksi," tukasnya.




(tia/wes)

Hide Ads