Djoko Pekik Meninggal Dunia, Butet Kartaredjasa Cerita Momen di Benteng Vredeburg

Tia Agnes Astuti - detikHot
Sabtu, 12 Agu 2023 16:02 WIB
Foto: Jauh Hari Wawan S/ detikcom
Jakarta -

Djoko Pekik meninggal dunia hari ini. Pelukis senior yang terkenal dengan ciri khas pelukis celeng itu tutup usia pukul 08.00 WIB di RS Panti Rapih, Yogyakarta.

Kerabat terdekat Djoko Pekik, Butet Kartaredjasa menceritakan momen 5 tahun lalu saat bersama sang seniman di Benteng Verdeburg.

"Suatu siang lima tahun lalu saya bersama Pak Djoko Pekik berada di Benteng Vredeburg. Juga beberapa seniman lain ada di situ. Kami meriung, ngobrol ngidul sambil menikmat teh. Tiba2 Pak Pekik mengajak kami masuk sebuah ruang yg kini sudah dipugar, berlantai granit mengkilap," buku Butet di laman Instagram pribadinya, seperti dilihat detikcom.

Dalam percakapan tersebut, Djoko Pekik menceritakan saat dirinya menjadi tahanan politik dan harus dibui tanpa diadili secara adil.

"Dulu lantainya ndak seperti ini. Dari pahatan batu candi. Kasar. Kami para tapol tidur di lantai kasar itu. Tanpa tikar. Tidurnya berhimpitan. Kayak sarden. Hanya bisa meringkuk. Aku di bawah jendela itu," tulisnya lagi.

Djoko Pekik pun memeragakan posisi tidurnya. Dia seperti merekonstruksi masa gelap ketika ditahan oleh penguasa Orde Baru.

"Pak Pekik lalu memeragakan posisi tidurnya. Ia seperti merekonstruksi masa gelap, periode dia tahan penguasa Orde Baru: bagaimana saban malam dia bersaksi siapa saja tapol yang di-dor, bagaimana dia berinteraksi dengan CPM dan tentara yang bertugas di Vredeburg, bagaimana sesama tapol bisa saling berkhianat, bagaimana kisahnya saat ditangkap dan masa awal perkawinannya dengan Bu Tinuk. Semua full drama," tulisnya.

Beberapa bulan berikutnya, ketika Butet bertemu lagi dengan Djoko Pekik di kediaman pribadinya, sang seniman kembali memeragakan posisi meringkuk, lengkap telanjang dada, dan hanya mengenakan cawat.

"Dia meringkuk dan meminta saya memotret posisinya jika tidur saat di penjara. Foto dramatik dengan pencahayaan yang baik," tulisnya.

Dari hasil foto itulah, lahir sebuah lukisan karya Sigit Santosa yang juga dramatik. Setting ala sel penjara Vredeburg dan ada bekas luka paku di bagian kakinya seperti luka milik Sang Penebus Dosa.

"Semoga Pak Pekik mengakhiri perjalanan hidupnya, dengan menanggalkan semua luka dan meniupkan hawa penebusan. Ikhlas, ikhlas, ikhlas... Selamat jalan Pak Pekik. Sumangga Gusti," tulis Butet.

Jenazah Djoko Pekik kini ada di rumah duka Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul. Anak keempat Djoko Pekik Nihil Pakuril menceritakan kondisi ayahnya sudah lama sakit dan sempat beberapa kali jatuh.

"Kalau sakit diabetes sudah lebih dari 10 tahun. Saat tahun 2021 sempat jatuh, luka pada kaki. Selanjutnya tanggal 26 Juli (2023) jatuh lagi di kamar tapi yang patah tangan," kata Nihil saat ditemui di rumah duka di Bangunjiwo dikutip dari detikJogja.

Akibat patah tangan itu Djoko sempat menjalani perawatan selama empat hari di rumah sakit. Selanjutnya, pagi tadi tiba-tiba kondisi Djoko drop.

"Sempat dirawat di rumah sakit sekitar empat hari terus pulang. Pagi tadi kondisinya drop, lantas kami anak-anak membawa ke rumah sakit Panti Rapih pukul 08.09 dinyatakan meninggal dunia," jelasnya.

Ia pun mengungkap pesan sang ayah. Yakni agar anak-anaknya menjaga warisan khususnya karya seni. "Pesannya ke kami, anak-anak harus menjaga apa yang diwariskan khususnya karya-karya bapak," tukasnya.



Simak Video "Djoko Pekik, Pelukis Senior Yogyakarta yang Pernah Dibui"

(tia/dar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork