Mowilex Indonesia tak hanya menerbitkan buku berjudul Crossing the Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists saja. Tapi juga mengumumkan menggandeng kolaborator produk terbarunya bersama Darbotz.
Sejak akhir 1980-an, cat Mowilex telah digunakan oleh seniman mural Indonesia. Warna yang dihasilkan oleh Mowilex tidak mengalami perubahan ketika diaplikasikan dan punya ketepatan warna sehingga sesuai dengan ekspetasi pembuatan karya, namun sayangnya ketika dipakai di luar ruangan tidak bisa bertahan lama.
CEO PT Mowilex Indonesia Niko Safavi mengatakan pihaknya terinspirasi membuat sebuah cat khusus untuk para seniman mural, yang bisa digunakan untuk area indoor maupun outdoor. Produk ini lahir atas inspirasi para seniman mural yang terus giat berkarya dengan menggunakan cat Mowilex.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengenalkan brand baru dari kategori cat lukis dan seni yaitu Pablo Art Paints dengan produk pertamanya Pablo Mural Paint," kata Niko Safavi dalam peluncurannya di Museum MACAN, kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (31/7/2023).
Pablo Art Paints terdiri dari kategori Cat Mural dan Cat Lukis. Formula Pablo Mural Paints telah teruji durabilitas-nya dalam menghadapi cuaca. Pablo Mural Paints diluncurkan dalam 10 warna. Tersedia dalam bentuk siap pakai berukuran 1 liter dan 2.5 liter (untuk warna hitam dan putih).
Di project kali ini, Mowilex menggandeng Darbotz yang telah melanglang buana dan dikenal lewat ciri khas berwarna hitam-putih.
Darbotz mengatakan sejak awal berkarya sudah menggunakan cat keluaran Mowilex. "Saya sebagai seniman mural, Mowilex itu sudah seperti toko main anak-anak, ketika seni jalanan belum ada mulai tahun 2004 atau 2005, saya pakai semua jenis cat semprot dan cat temboknya sampai sekarang," terang Darbotz.
Menurut Darbotz, di kolaborasi kali ini dia menggambar bentuk totem sebagai hasil eksplorasinya. "Karya saya selalu bercerita tentang bagaimana seseorang menghadapi kerasnya kehidupan di kota, bukan hanya satu hal saja tapi juga spirit ini," katanya.
Selain itu, Mowilex Indonesia juga meluncurkan buku Crossing The Wall: The Stories of 20 Indonesian Muralists menceritakan perjalanan panjang 20 seniman dan komunitas mural dalam berkesenian serta berproses hingga menemukan karakter yang mampu mewakili identitas sang seniman.
Mereka adalah (berdasarkan abjad): Anagard, Apotik Komik, Andy Rharharha, Bayu Widodo, Bujangan Urban, Darbotz, Eko Nugroho, Emus Larmawata, Farid Stevy, Farhan Siki, Geger Boyo, Komunitas Pojok, Media Legal, Marishka Sukarna, Popok Tri Wahyudi, Sinta Tantra, Stereoflow, The Popo, Taring Padi, dan Wild Drawing.
(tia/mau)